Tingkat dramaturgi yang menggugah – kemampuan pertunjukan untuk menghasilkan resonansi yang akrab di dalam diri penonton.
Dramaturgi inilah yang menyaring atau menangkap makna pertunjukan yang tidak disengaja dan tersembunyi, khusus untuk setiap penonton.
Tingkat ketiga merupakan tingkat yang dialami oleh semua orang, tetapi tidak dapat diprogram secara sadar. Eugenio Barba sendiri mengaku bahwa ia dan aktornya pun sebenarnya tidak selalu berhasil mencapai tingkat tersebut.
Masing-masing dari ketiga level tersebut memiliki logika, tuntutan, dan tujuannya sendiri. AB Asmarandana yang juga merupakan pemilik dari Yayasan Ngaos Art mengatakan bahwa sangat penting untuk dapat mengisolasi ini secara artifisial dan memikirkannya secara terpisah.
Pada tingkat dramaturgi organik atau dinamis, Eugenio Barba bekerja dengan tindakan fisik dan vokal, kostum, objek, musik, suara, lampu, dan fitur spasial.
Pada tingkat dramaturgi naratif saya bekerja dengan karakter, cerita, teks, peristiwa, dan referensi ikonografi.
Baca Juga: One Ok Rock Gelar Tur Asia, Simak Jadwal Konsernya di Jakarta!
Dramaturgi yang menggugah memiliki sifat yang berbeda dari dua lainnya. Itu adalah sebuah gol. Itu menunjukkan pekerjaan yang diperlukan untuk membuat pertunjukan yang sama, bergema secara berbeda di gua-gua biografi penonton.
Dramaturgi organik adalah sistem saraf pertunjukan, dramaturgi naratif adalah korteksnya, dan dramaturgi yang menggugah adalah bagian dari diri kita yang hidup dalam pengasingan di dalam diri kita.