Tradisi Digebrag untuk Bayi, Bermanfaat Atau Berbahaya?

- 25 Juli 2023, 16:15 WIB
Ilustrasi. Bayi, yang memiliki banyak refleks termasuk yang membuatnya seperti gampang terkejut.
Ilustrasi. Bayi, yang memiliki banyak refleks termasuk yang membuatnya seperti gampang terkejut. /pexels /Lisa Fotios/

 

KABAR PRIANGAN – Digebrag atau dikagetkan pada bayi adalah sebuah tradisi yang masih biasa dilakukan di beberapa daerah, terutama di Pulau Jawa.

Mengagetkan bayi dengan sengaja ini dilakukan oleh paraji atau dukun beranak dengan tujuan agar bayi tidak kagetan atau gampang terkejut.

Beberapa waktu silam, beredar video di sosial media Tiktok dari akun @tiyaarie yang memperlihatkan seorang bayi tengah mengikuti tradisi ini.

Sembari tidur di atas kasur, si bayi beberapa kali terlihat terkejut setelah seorang ibu paruh baya memukul-mukul kasur tepat di sampingnya.

Baca Juga: Contoh Susunan Acara pada Upacara Bendera Hari Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 2023 Agar Berlangsung Khidmat

“Tradisi orang jawa, dede baru umur 9 hari, katanya biar gak kagetan,” bunyi tulisan yang ada di dalam video.

Hal tersebut memicu banyak komentar dari banyak pihak, tak hanya dari warganet biasa, namun juga dari para dokter yang tidak menyarankan dilakukannya tradisi ini.

Selain karena tradisi ini dinilai berbahaya, namun juga karena bayi yang sering terkejut adalah sebuah hal yang normal.

Diketahui terdapat beberapa refleks yang dimiliki bayi, termasuk di antaranya adalah yang membuatnya terlihat gampang terkejut. Berikut ini dia penjelasan dari berbagai macam refleks yang dimiliki bayi.

Baca Juga: Evolusi Logo Twitter: Pernah Berwarna Hijau, Berjambul, dan Ternyata Memiliki Nama

1. Refleks Moro (Refleks Terkejut)

Refleks ini biasanya muncul pada bayi jika ia mendengar suara yang kencang atau bising, bisa juga karena gerakan cepat dan tiba-tiba. Refleks Moro juga bisa muncul saat bayi akan diletakkan di tempat tidur.

Ciri dari refleks ini adalah bayi mengencangkan tubuh, merentangkan lengan dan membuka telapak tangannya. Secara umum, refleks moro akan menghilang saat bayi menginjak usia enam sampai tujuh bulan, bahkan kurang dari usia itu.

Refleks Moro adalah refleks yang membuat bayi sering disalahartikan sebagai kagetan, padahal refleks ini normal dan merupakan respon protektif dari tubuh bayi terhadap gangguan keseimbangan tubuh yang terjadi secara mendadak.

Baca Juga: Ini 5 Rekomendasi Perlombaan untuk Rayakan HUT RI 17 Agustus 2023, Ada Tarik Tambang hingga Joget Balon

2. Root Reflex (Refleks Mencari Puting)

Refleks ini akan muncul saat pipi bayi disentuh, ia akan menengok ke arah sentuhan dengan mulut terbuka seakan mencari puting susu ibunya. Root refleks berguna bagi bayi untuk menemukan payudara atau botol susu saat ingin menyusu.

3. Sucking Reflex (Refleks Menghisap)

Refleks Menghisap juga berkaitan dengan kemampuan bayi menyusu. Anda bisa menemukannya jika menyentuh bagian atas mulut bayi dengan puting susu, botol, atau jari, karena bayi kemudian akan mulai menghisap.

4. Palmar Grasp (Refleks Menggenggam)

Baca Juga: Hadiah Lomba 17 Agustus yang Kekinian Buat Anak-anak, dari Mulai Pensil Warna hingga Voucher Kebun Binatang

Saat ada jari atau mainan yang menyentuh telapak tangannya, bayi ia akan refleks menggenggam. Hal ini berkaitan dengan indikasi syaraf yang berkembang normal, dan akan hilang saat bayi memasuki usia 3 – 6 bulan.

5. Refleks Berjalan

Reflek Berjalan ini muncul ketika telapak kaki bayi menyentuh permukaan datar, maka ia akan refleks mengangkat satu kaki dan kaki lainnya solah akan berjalan.

6. Refleks Babinski

Dikenal juga denga nanama refleks plantar, refleks ini terjadi saat Anda menyentuh telapak kaki bayi dan ia akan meregangkan jari kakinya.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Lagu yang Cocok jadi Playlist Saat Hari Kemerdekaan 17 Agustus untuk Bangkitkan Nasionalisme

Refleks primitif bagi bayi ini juga digunakan untuk orang dewasa, dokter mengetes refleks ini untuk mengidentifikasi penyakit sumsum tulang belakang dan otak.

7. Asymmetric Tonic Neck Reflex (Refleks Leher Tonik)

Refleks ini akan terlihat saat bayi berbaring, ia akan menengok ke satu sisi maka sebelah kaki dan lengannya akan reflek merentang ke arah yang sama.

Posisi ini biasa disebut dengan posisi anggar karena mirip dengan pemain anggar saat bermain. Setelah bayi berusia 5 – 7 bulan, refleks ini biasanya akan menghilang.***

Editor: Dede Nurhidayat

Sumber: beragam sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah