Kenali Catcalling yang Dianggap Bahasa Gaul Padahal Termasuk Pelecehan Seksual Verbal dan Tips Mengatasinya

- 25 Oktober 2023, 22:23 WIB
Ilustrasi. Cara mengatasi dan merespons Catcalling.*
Ilustrasi. Cara mengatasi dan merespons Catcalling.* /Pixabay/Goumbik /

KABAR PRIANGAN – Meskipun zaman sudah berubah dan sudah ramai dibahas, Catcalling masih saja terjadi di lingkungan masyarakat. Seakan-akan sudah menjadi bahasa gaul dan dianggap hal biasa, nyatanya catcalling bisa berdampak serius dan termasuk pelecehan seksual secara verbal.

Catcalling jika diartikan dalam bahasa indonesia memiliki arti “panggilan kucing”. Catcaller, sebutan bagi pelaku Catcalling merasa bahwa perkataan yang dilontarkannya adalah sebatas candaan tanpa tahu dampaknya seperti apa.

Berdasarkan artikel di PAMPAS: Journal of Criminal Law dengan judul Kebijakan Hukum Perbuatan Pelecehan Seksual (Catcalling) dalam Perspektif Hukum Pidana, menyebutkan bahwa Catcalling termasuk ke dalam tindak pidana pelecehan seksual secara verbal yang dimana berkaitan dengan tindak pidana melanggar kesusilaan.

Baca Juga: Kumpulan Puisi tentang Hari Sumpah Pemuda yang Bergelora, Cocok Dibacakan pada 28 Oktober

Pelecehan secara verbal ialah pelecehan yang dilontarkan secara lisan atau perkataan yang bisa dianggap melecehkan seperti perkataan tidak pantas mengenai bentuk tubuh, pakaian, dan hal lainnya. Pasal-pasal yang bisa menjerat kasus catcalling adalah pasal 35 UU Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi, pasal 281 ayat 1 KUHP, pasal 8 dan 9, serta pasal 34.

Catcalling biasanya dilakukan oleh laki-laki dan korbannya kebanyakan perempuan. Catcalling sering terjadi di ruang publik seperti pasar, di jalan, angkutan umum, dan bahkan di lingkungan masyarakat yang pada dasarnya hanya melintasi jalan tersebut. Catcaller atau pelaku biasanya orang asing yang tidak mengenali korban.

Catcalling yang populer dilontarkan adalah “kiw-kiw, cantik”, “mau kemana neng”, “cantik amat neng”, “hai cantik”, “sendirian, mau ditemenin gak” dan ada juga yang berupa siulan. Tindakan tersebut sangat mengganggu yang dilontarkan oleh orang asing. Bagi orang yang pernah mengalaminya akan merasa terganggu, gelisah, tidak nyaman, dan adanya rasa tidak aman.

Baca Juga: Ini Kronologi Jembatan Kaca di The Geong Banyumas Pecah hingga Sebabkan 1 Orang Wisatawan Meninggal Dunia

Catcalling juga bisa berdampak pada kondisi mental psikologis korban karena catcalling menumbuhkan rasa tidak aman dan nyaman ketika berada di lingkungan yang ramai ataupun berada di luar rumah. Berikut tips untuk menghadapi catcalling:

1. Tenang dan atur emosional agar tidak bertindak secara berlebihan
Dengan bersikap tenang dan mengatur emosi secara tidak langsung kamu tidak memberi perhatian kepada pelaku catcalling karena tujuan pelaku yaitu agar kamu merasa terganggu. Dengan tidak memberi reaksi berlebihan kamu sudah mematahkan harapan mereka.

2. Tetap jalan, jangan melambat ataupun berhenti
Jika kamu sedang berjalan, teruskan saja perjalananmu karena dengan berhenti itu berarti kamu memberi mereka kesempatan pelecehan seksual yang berpotensi bahaya.

Baca Juga: Truk Pengangkut Semen Cor Masuk Jurang di Garut, Sopir asal Pangandaran Tewas

3. Lakukan kontak mata
Berikan tatapan tajam dan tegas serta lihat mereka dari atas sampai bawah. Dengan begitu, mereka tidak akan melanjutkan catcalling karena hal tersebut bisa mematahkan kepercayaan diri sehingga mereka merasa takut dan bersalah.

4. Pura-pura menelepon
Jika mendapatkan catcalling, abaikanlah dan pura-pura sedang menelepon.

5. Laporkan kepada pihak yang berwajib
Apabila situasi semakin berbahaya dan buruk segera hubungi pihak berwajib dengan melakukan panggilan darurat. Jangan menormalisasikan dan memberi kesempatan kepada mereka yang melontarkan perkataan yang dapat merendahkan harga diri dan dapat berpotensi untuk melecehkan secara verbal maupun non verbal serta bersikaplah lebih tegas untuk mengintimidasi balik sebagai bentuk pertahanan dan perlawanan diri.***

 

 

Editor: Arief Farihan Kamil


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah