Baca Juga: Bos Persib Umuh Muchtar Kecewa Laga Persib vs Persija, Bobotoh Dilarang ke Stadion
Perayaan ini kemudian menjadi cikal bakal Hari Perempuan Internasional yang kita kenal saat ini, yang secara resmi diakui oleh PBB sejak tahun 1977. Dengan perjuangan yang dimulai oleh ribuan perempuan di New York City pada tahun 1909, Hari Perempuan Nasional menjadi tonggak bersejarah yang terus menginspirasi dan menggerakkan perubahan untuk hak-hak perempuan di seluruh dunia.
Pada tahun 1910, diadakan Konferensi Wanita Buruh Internasional kedua di Kopenhagen. Peristiwa ini menjadi panggung penting bagi gerakan perempuan global, di mana Clara Zetkin, pemimpin 'Kantor Wanita' untuk Partai Sosial Demokrat di Jerman, mengajukan ide mengenai diadakanya Hari Perempuan Internasional.
Hasilnya, Konferensi Wanita Buruh Internasional setuju secara bulat untuk mengadakan perayaan ini setiap tahun. Keputusan ini menjadi dasar untuk perayaan Hari Perempuan Internasional yang terus dilakukan hingga saat ini. Inisiatif Clara Zetkin dan dukungan dari para peserta konferensi membuktikan keinginan bersama untuk memajukan hak-hak perempuan dan menyatukan gerakan perempuan di seluruh dunia dalam perjuangan mereka menuju kesetaraan.
Perayaan ini juga menjadi panggung untuk mengangkat isu-isu kesetaraan gender yang masih dihadapi oleh perempuan di seluruh dunia. Diskriminasi, kekerasan, dan kesenjangan dalam berbagai sektor terus menjadi fokus perhatian.
Sebagai hari yang memperingati pencapaian perempuan, Hari Perempuan Internasional terus menjadi momen penting untuk merefleksikan, merayakan, dan merencanakan langkah-langkah menuju kesetaraan gender di masa depan. (Ayu Nadillah)***