Mengenal Hutan Geger Omas, Tempat Wisata Religi untuk Bersihkan Diri Jelang Ramadhan

10 Maret 2023, 21:33 WIB
Suasana Nyepuh di tempat wisata religi Hutan Geger Omas dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan/antaranews.com /

 

KABAR PRIANGAN - Hutan Geger Omas merupakan salah satu dari banyak tempat wisata religi di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.

<iframe>
<!--
<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-4552716111294309"
crossorigin="anonymous"></script>
<ins class="adsbygoogle"
style="display:inline-block;width:320px;height:100px"
data-ad-client="ca-pub-4552716111294309"
data-ad-slot="9075698603"</ins>
<script>(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});</script>
-->
</iframe>

Hutan Geger Omas ini terletak di kaki Gunung Sawal, Desa Ciomas, Kecamatan Panjalu, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.

Di dalam kawasan Hutan Geger Omas, Desa Ciomas, Kec. Panjalu, Kab Ciamis ini, terdapat mata air yang di sebut oleh masyarakat sebagai mata air emas.

Baca Juga: 5 Tempat Wisata di Bandung yang Lagi Hits 2023 dan Bagus, Cocok untuk Honeymoon!

Konon mata air tersebut berasal dari air zamzam yang dibawa dari Mekah, kemudian dituangkan di dalam kawasan itu oleh tokoh penyebar agama Islam di daerah tersebut, yaitu KH. Panghulu Gusti, seraya berdoa agar mata air itu menjadi berkah bagi seluruh warga desa.

Selain mata air, kawasan Hutan Geger Omas yang berada di tengah hamparan sawah tersebut juga terdapat makam para leluhur dan KH. Panghulu Gusti yang diziarahi oleh masyarakat ketika akan menyambut bulan suci Ramadhan.

Hutan Geger Omas merupakan tempat wisata religi yang digunakan untuk acara Nyepuh pada pertengahan Bulan Syaban menjelang bulan Ramadhan. Yaitu, ritual untuk membersihkan diri dan merawat peninggalan orang tua (sepuh).

Baca Juga: Laga Tunda Persib vs Persija Digelar 31 Maret 2023. Kesempatan Maung Bandung untuk Kejar PSM Makassar

Kegiatan Nyepuh mulanya bernama ngikis, namun berubah nama usai Dinas Pariwisata Kabupaten Ciamis menjadikan kegiatan tersebut sebagai agenda wisata yang dipromosikan secara luas, dengan kemasan yang menarik pada tahun 2005.

Dilansir oleh kabar-priangan.com dari akun Instagram @disbudpora.ciamis pada 10 Maret 2023, tahun ini kegiatan Nyepuh menjadi salah satu rangkaian Upacara Tradisi Mapag Ramadhan 1444 Hijriah atau Maret 2023.

Acara tersebut meliputi Nyurti Lembur di situs Karamat Dalem Lawang, Baregbeg pada 9 Maret 2023, Nyepuh di Hutan Geger Omas, Panjalu pada 11 Maret 2023.

Baca Juga: Sidang Paripurna DPRD Ciamis Molor Hampir Tiga Jam, Gara-gara Jumlah Wakil Rakyat Tak Kunjung Memenuhi Kuorum

Lalu, ada juga tradisi Misalin di situs Galuh Salawe, Cimaragas pada 12 Maret 2023, Merlawu Susuru di situs Prabudimuntur, Cijeungjing pada 13 Maret 2023.

Tradisi lainnya, yaitu Nyekar di situs Balaniksa, Cijeungjing pada 14 Maret 2023, Mupunjung di situs Mbah Sindu, Baregbeg pada 16 Maret 2023, Ngikis di Bojong Galuh Karang Kamulyan, Cijeungjing pada 16 Maret 2023.

Juga ada Nadran di situs Mangun Tapa, Baregbeg pada 19 Maret 2023, Ngikis Gunung Padang di situs Gunung Padang, Sindang kasih pada 19 Maret 2023, dan Ngikis Singaperbangsa di situs Singaperbangsa III, Cisaga pada 20 Maret 2023.

Baca Juga: SK Pengangkatan PPPK Dibatalkan, Guru Honorer di Garut Curhat ke DPRD Jabar

Tahun ini nampaknya pemerintah benar-benar akan memeriahkan acara Tradisi Mapag Ramadhan 1444 H, salah satunya Nyepuh. Setelah dua tahun acara tersebut hanya diselenggarakan secara sederhana, yaitu mengambil air keramat dan tawasul, dengan peserta terbatas, karena pandemi Covid 19.

Pantia pelaksana Nyepuh telah membagikan undangan kepada masyarakat untuk menghadiri acara tersebut dengan tetap taat pada peraturan adat yang berlaku.

Kegiatan itu akan dilaksanakan pada hari Sabtu, 11 Maret 2023 atau 18 Sya’ban pukul 07.00 WIB sampai selesai. Acara tersebut akan diisi dengan dzikir, doa, salawat, dan pengagungan terhadap Yang Maha Kuasa.

Baca Juga: Bisa Serap Tenaga Kerja, Wabup Sambut Baik Kehadiran Citimall di Garut

Ada pun rangkaian acara Nyepuh akan dimulai dengan berjalan kaki bersama seluruh peserta dari rumah kuncen atau juru kunci, yaitu Maya Sumarni. Para peserta diharuskan mengunakan pakaian berwarna putih.

Lalu mereka berjalan menyusuri jalan desa Ciomas dengan lebar sekitar 2,5 meter. Kemudian berbelok ke pematang sawah, memasuki pintu masuk Hutan Geger Omas.

Para peserta lalu akan mengambil air untuk berwudhu, dan membawa air tersebut ke area pemakaman di dalam hutan.

Baca Juga: Marhaban Yaa Ramadhan, Berikut 12 Link Twibbon untuk Menyambut Bulan Suci Ramadhan 1444 Hijriah  

Di area pemakaman, terutama makam KH. Panghulu Gusti, peserta akan tawasul, yaitu mendoakan arwah para leluhur, berdzikir, dan bersholawat, kemudian menyiramkan air dari mata air keramat tersebut ke atas makam.

Peserta kemudian akan makan bersama dan menyaksikan pentas seni dari seniman setempat, seperti karindingan.

Pada tahun 2016, Pemerintah menetapkan kawasan Hutan Geger Omas sebagai kawasan konservasi ekosistem esensial.

Baca Juga: Kembali Terkait Kasus Narkoba, Artis Ammar Zoni Ditangkap Polisi

Selain pada acara Nyepuh, pengunjung juga dapat mengunjungi tempat wisata religi tersebut dilain waktu, dengan menemui juru kunci atau kuncen terlebih dahulu untuk ritual membersihkan diri.

Atau jika hanya ingin menikmati suasana di sekitar Hutan Geger Omas, bisa sambil duduk-duduk santai di warung kopi sekitar tempat tersebut.***

Editor: Zulkarnaen Finaldi

Tags

Terkini

Terpopuler