Peringati Hardiknas 2023: Mengenal Taman Siswa, Sekolah Warisan Ki Hadjar Dewantara

- 28 April 2023, 14:51 WIB
Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) dijadikan sebagai wahana untuk lebih meningkatkan spirit dalam menjalankan tujuan bernegara diantaranya mencerdaskan bangsa dan negara.
Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) dijadikan sebagai wahana untuk lebih meningkatkan spirit dalam menjalankan tujuan bernegara diantaranya mencerdaskan bangsa dan negara. /kabar-priangan.com/Devi Supriyadi/

Dalam pola pengajajaran pun, Ki Hadjar menawarkan pendekatan yang berbeda. Pemerintah kolonial menerapkan metode “perintah dan sanksi”. Murid hanya tahu diperintah dan diberi sanksi jika salah.

Pemerintah kolonial mengistilahkan metodenya sebagai “pemberadaban”. Hanya saja, pada praktiknya metode ini sangat rasial. Pribumi selalu menjadi kelas terbawah sehingga para siswa pribumi merasa inferior.

Sebagai tandingannya semua itu. Ki Hadjar mendirikan Nationaal Onderwijs Taman Siswa. Gagasan utama yang diusungnya adalah pendidikan yang inklusif, pendidikan bagi segala bangsa tanpa diskriminasi.

Baca Juga: Dilaporkan Mengandung Zat Kanker, Indomie Rasa Ayam Spesial Ditarik dari Pasar Malaysia dan Taiwan

Tokoh yang lahir pada 2 Mei 1889 ini mendapat inprirasi dari dua tokoh pendidikan dunia, yaitu Maria Montessori dari Italia dan Rabindranath Tagore asal India. Taman Siswa berupaya mengadaptasi kedua sistem pendidikan yang dijalankan oleh tokoh-tokoh tersebut.

Menteri Pengajaran (yang hari ini menjadi Menteri Pendidikan) Indonesia pertama ini kemudian menggagas Patrap Guru yang bermakna tingkah laku guru menjadi panutan murid dan masyarakat.

Taman Siswa memiliki semboyan yang kini sangat terkenal, yaitu “ing ngarso sing tulodo” (yang di depan menjadi panutan), “ing madya mangun karso” (yang di tengah-tengah membangun cita-cita), “tut wuri handayani” (yang di belakang mendukung dan mengikuti).

Baca Juga: Melly Goeslaw Lakukan Bariatric Surgery, Apakah Itu? Simak Penjelasan dan Biayanya di Sini

Saat zaman penjajahan, prilaku guru yang menjadi tauladan ini yang menjadi perlawanan atas sistem pendidikan kolonial yang menerapkan metode “perintah dan sanksi”. Di zaman kini guru kemudian disebut singkatan dari diguru dan ditiru.

Pada perkembangannya Taman Siswa memiliki berbagai jenjang, di antaranya Taman Indria (Taman Kanak-Kanak), Taman Muda (SD), Taman Dewasa (SMP), Taman Madya (SMA), dan Taman Guru (Sarjana Wiyata).

Halaman:

Editor: Dede Nurhidayat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x