Kisah Seru Pelaku Usaha Thrifting di Ciroyom Indihiang Tasikmalaya, Berburu Barang Branded hingga Luar Negeri

22 November 2022, 15:26 WIB
Seorang pedagang thrifting produk sepatu, Irvan Nurdin (43), menata barang jualannya di kiosnya, Kampung Ciroyom, Kelurahan Parakanyasag, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya, Senin 22 November 2022.* /Kabar-Priangan.com/Irman S

KABAR PRIANGAN – Perubahan mode dan gaya dari merek-merek terkenal luar negeri seperti tak ada habisnya untuk terus diikuti. Hal ini memicu terjadinya sebuah pola gesekan dari masyarakat ekonomi bawah untuk dapat mengejar ketinggalannya dengan cara Thrifting atau belanja barang bekas bermerek.

Pada awalnya thrifting merupakan sebuah alternatif untuk belanja murah, tapi kini Thrifting punya segmen sendiri dalam pola dan gaya hidup termasuk bagi sebagian masyarakat Kota Tasikmalaya.

Adanya kecenderungan tersebut direspons para pelaku usaha Thrifting untuk menjadi ceruk bisnis yang menjanjikan. Dari awalnya diperkenalkan para pedagang kaki lima, kini bergeser ke pertokoan. Secara  kualitas memang tidak 100 persen baik, tetapi paling tidak masih layak pakai.

Baca Juga: Atlet Peraih Medali Harus Dibentengi agar Tak Hengkang ke Daerah Lain

Barang-barang hasil Thrifting biasanya seperti baju, celana, topi, sepatu sampai jaket dari produk antargenerasi. Jika beruntung, penjual dan pembeli akan mendapatkan barang branded atau bermerk yang unik bahkan langka yang menjadi buruan pecinta thrifting di Indonesia.

Salah seorang pedagang thrift produk sepatu Irvan Nurdin  (43) warga Kampung Ciroyom, Parakannyasag, Kecamatan Indihiang, mengaku awalnya membeli barang dalam jumlah terbatas, dirinya berawal belanja dari pedagang besar atau grosir di Tanjung Balai dan Kota Batam.

"Awalnya saya hanya mencoba-coba usaha ini, tapi Alhamdulilah omset penjualan sepatu bekas ini melesat cepat, dan saya semakin fokus terhadap usaha ini," ucapnya, Senin 22 November 2022.

Baca Juga: BNPB: Data Sementara Korban Meninggal 103 Orang, 25 Orang Masih Dilaporkan Hilang Akibat Gempa M5,6 di Cianjur

Seiring dengan perkembangan usahanya, Irvan yang akrab di sapa Vai memanfaatkan ruangan depan rumahnya menjadi showroom sepatu second branded.

Untuk pengadaan stok barang sepatu kini dirinya mencari barang ke berbagai kota di Indonesia, bahkan ke luar negeri seperti ke Thailand, Singapura.

"Kami cari segmen pembeli kelas menengah, makanya tidak memajang di kaki lima, kami coba buka toko supaya customer dapat langsung datang dan melihat berbagai pilihan variasi dari merk, size, maupun grade kualitasnya," kata Irvan.

Baca Juga: Lee Seung Gi Diduga Tak Menerima Bayaran atas Karyanya Selama 18 Tahun, Agensi: Saya Malu dan Menyesal

Selain layanan toko secara offline, Irvan mengaku menawarkan barang-barangnya melalui siaran langsung di media sosial Tiktok, Instagram dan Facebook.

Untuk lebih menarik perhatian sewaktu live di media sosial barangnya pun dijual secara lelang. Terutama barang hasil Thrifting yang langka, bahkan tak jarang dirinya memberikan merchandise berupa t-shirt, jam tangan dan sepatu.*



Editor: Arief Farihan Kamil

Tags

Terkini

Terpopuler