UMKM di Kota Tasikmalaya Mulai Menggeliat Lagi, Dapur Salak Mampu Olah Buah Salak Jadi Makanan Beraneka Rasa

- 24 November 2021, 16:15 WIB
Suryati (47) sedang mengolah buah salak menjadi manisan salak di dapur salak miliknya, Kampung Ciaakar, Kecamatan Cibeureumc Kota Tasikmalaya, Rabu 24 November 2021.*
Suryati (47) sedang mengolah buah salak menjadi manisan salak di dapur salak miliknya, Kampung Ciaakar, Kecamatan Cibeureumc Kota Tasikmalaya, Rabu 24 November 2021.* /kabar-priangan.com/Asep MS

KABAR PRIANGAN - Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Kota Tasikmalaya mulai menggeliat. Setelah terpuruk dengan adanya pandemi Covid-19, sejumlah pelaku UMKM kini  mulai bangkit seiring dengan pertumbuhan perekonomian masyarakat yang mulai membaik.

Di tambah lagi peraturan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang selama ini diberlakukan pemerintah dalam upaya prokes Covid-19 mulai dionggarkan sehingga aktivitas masyarakat pun berangsur normal.

Kondisi tersebut dirasakan salah satu pelaku usaha mikro pemilik kedai Dapur Salak di Jalan KH Khoer Affandi, Kelurahan Ciakar, Kecamatan Cibeureum, Kota Tasikmalaya.

Baca Juga: Redam Hawa Panas Ribuan Pohon Mangga akan Ditanam Sepanjang Jalan Lingkar Timur Jatigede

Suryati (47) pemilik Dapur Salak mengatakan, sejak tahun 2016 dirinya dibantu suaminya mulai merintis pengolahan buah salak untuk dijadikan makanan olahan.

Melalui kreasinya, wanita yang lebih akrab dipangil Pipit ini berhasil menyulap buah salak lokal dengan harga di pasaran sekitar Rp 2.500 per kilogram, menjadi produk cemilan unik nan lezat dengan harga cukup ekonomis.

"Awalnya saya melihat hasil pertanian salak lokal yang melimpah, namun nilai jualnya sangat rendah sehingga tidak menguntungkan untuk petani," kata Pipit saat ditemui di tempat usahanya, Rabu 24 November 2021.

Baca Juga: Sejarah Hari Guru Nasional yang Diperingati Setiap 25 November

"Nah dari situ saya berpikir bagaimana agar produk pertanian yang melimpah ini bisa menghasilkan dan menguntungkan secara ekinomi," ujarnya, menambahkan.

Berawal dari situ, lanjut Pipit, dirinya dengan dibantu Kelompok Wanita Tani (KWT) Melati, Kelurahan Ciakar, mulai bereksperimen membuat beberapa produk cemila berbahan baku buah salak.

Hasilnya buah salak lokal yang tadinya berasa kesat dan asam diolah memjadi beberapa jenis makanan olahan yang dikemas sedemikian rupa, sehingga memiliki nilai ekonomi yang cukup bagus.

Baca Juga: Manfaat Air Rebusan Cengkeh Campur Kapulaga untuk Kesehatan Menurut dr. Zaidul Akbar

Adapun beberapa jenis produk makanan yang diproduksi Dapur Salak mulai dari cokelat isi selai salak, sale salak, manisan salak, sirup serta kue laktar yakni kue mirip nastar yang di dalamnya terdapat sale buah salak bukan nanas.

Cita rasa kelima cemilan buatan Pipit itu menghasilkan makanan dengan aneka rasa yang unik dan terasa manis dan segar. Namun demikian rasa khas salaknya sendiri tetap ada. Sirup, misalnya, selain manis segar juga ada rasa kesatnya khas buah salak.

Begitu juga dengan cokelat isi selai salak, dari tampilan begitu menggoda selera. Begitu dicicipi terasa lezat dengan selai manis di dalamnya khas rasa salak. Itu sebabnya sejumlah makanan yang di produksi Pipit banyak dipesan dan diparsarkan di berbagai daerah.

Baca Juga: Rayakan Hari Guru Nasional dan HUT PGRI dengan Twibbon. Ini 30 Link Twibbon Bertema Hari Guru 2021

"Makanan yang kami produksi berhasil dipasarkan mulai ke lokal Kota Tasikmalaya dan Kabupaten Tasikmalaya, Bandung, Purwakarta Bogor, sampai Sumatera seperti Pekanbaru dan Jambi. Bahkan sesekali ke NTT," kata Pipit.

Menurut Pipit, membuat cemilan dari buah salak membutuhkan waktu yaitu proses penjemuran serta penggodokkan. Sehingga, lanjut dia, sekali membuat adonan dari 2-3 kuintal buah salak, membutuhkan waktu produksi sekitar satu minggu.

"Pembuatannya memang perlu proses lumayan lama, apalagi untuk proses pengeringan biasanya tergantung cuaca. Jadi produksinya satu minggu sekali dengan lima item produk cemilan khas buah salak," ujar Pipit.

Baca Juga: Sinopsis Drakor Komedi Romantis The Heirs yang Tayang di NET TV Mulai Rabu 24 November 2021

Pipit mengaku, usahanya yang dirintis sejak tahun 2016 tersebut sempat terpuruk dengan munculnya pandemi Covid-19. Namun sekarang, kata dia, usaha pembuatan cemilan buah salak ini mulai bangkit kembali seiring mulai banyaknya pesanan.

"Alhamdulillah, setelah sempat kolaps akibat pandemi, kini seiring dengan membaiknya perekonomian, pesanan mulai berdatangan lagi. Hanya saja kendalanya permodalan karena molal untuk mengolah buah salah menjadi makanan cemilan lumayan besa," ujar Pipit.*

Editor: Arief Farihan Kamil


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x