Nawaetu Hatedu 2023: Ada Lebaran Teater di Studio Ngaos Art

- 28 Maret 2023, 11:14 WIB
Para penonton sedang mengantri mengisi buku tamu undangan Nawaetu Hatedu di studio Ngaosart.
Para penonton sedang mengantri mengisi buku tamu undangan Nawaetu Hatedu di studio Ngaosart. /Dok. Ngaosart/

KABAR PRIANGAN - Tanggal 27 Maret diperingati sebagai Hari Teater Dunia (Hatedu) sejak tahun 1962 yang diprakarsai oleh Internastional Theater Institute (ITI), lembaga hasil bentukan UNESCO yang bertujuan untuk menyampaikan pesan perdamaian.

Kelompok Teater Ngaos Art turut serta memperingati Hatedu 2023 dengan tajuk Nawaetu Hatedu di Studio Ngaos Art, Cipedes, Tasikmalaya, dengan menggelar dua pementasan yang berasal dari carita pondok (carpon) karya sastrawan Sunda, Nazarudin Azhar atau biasa dipanggil Kang Nunu, yang berjudul Lagu Cinta Jeung Sajabana, pada 27-28 Maret 2023.

Perhelatan Nawaetu Hatedu tersebut dihadiri oleh sejumlah tamu undangan, meliputi para seniman dan pegiatan teater Tasikmalaya, serta kawan-kawan yang telah melakukan reservasi untuk menonton pertunjukan.

Baca Juga: Sopir Mengantuk, Suzuki Carry Bermuatan Kelapa Muda Hantam Tembok Warga di Kawali Ciamis

Turut hadir Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata (Disporabudpar) Kota Tasikmalaya, Dedi Mulyana, serta penulis carpon pementasan tersebut, Kang Nunu.

Sebelum adzan magrib berkumandang, sejumlah anggota Ngaos Art berkumpul dan berdoa bersama untuk memanjatkan rasa syukur, harapan, dan doa untuk memperingati Hatedu 2023 yang bertepatan dengan bulan suci Ramadhan 1444 H.

Acara dilanjutkan dengan buka puasa bersama. Jika biasanya para pegiat teater tampil nyentrik, kali ini mereka menggunakan pakaian muslim, mirip suasana lebaran.

Pementasan dimulai setelah sholat taraweh berjamaah. Sekitar pukul 20.30, Ridwan Hasyimi membuka acara dengan sebuah pertunjukan monolog yang menyampaikan definisi ulang teater bagi setiap pegiatnya.

Baca Juga: Resep Es Susu Melon Segar dan Sederhana! Cocok Jadi Menu Takjil untuk Buka Puasa

Kemudian acara berlanjut pada pementasan drama sunda Lagu Cinta Jeung Sajabana, yang dimainkan oleh aktor Dwi Februana dan Rika Mustika, Sutradara AB Asmarandana.

Pertunjukan tersebut mengusung konsep realisme sugestif. Dimana laku aktor bergerak sesuai dengan kehidupan nyata tetapi properti yang digunakan tidak dihadirkan, seperti pantomim.

Namun penonton sudah tersugesti dan menangkap pesan yang dimaksud. Efek suara dan bunyi adegan dihasilkan oleh para pemusik. Misalnya adegan makan ranginang, suara kunyahan dimunculkan oleh pemusik karena aktor tdak benar-benar memakan ranginan (pantomim).

Baca Juga: Jadwal Imsak dan Sholat Lima Waktu Tanggal 7 Ramadhan 2023 untuk Wilayah Bandung dan Sekitarnya

Studio Ngaos Art dipenuhi oleh para penonton yang datang diluar ekspektasi panitia. Mereka tampak menikmati pertunjukan tersebut, dan tertawa-tawa ketika para aktor menampilkan cerita yang penuh komedi.

Menyajikan cerita yang ringan tapi benar-benar terjadi di masyarakat dengan plot yang dramatis dan mengejutkan, namun sarat dengan peristiwa komedi.

Drama yang dialihwahana dari carpon tersebut bercerita tentang sepasang suami istri yang sudah tua. Suaminya merupakan pensiunan pegawai bank, istrinya mantan penyanyi panggung orkes melayu.

Baca Juga: 5 Tempat Wisata Kuliner Legend di Tasikmalaya yang Hits dan Rasanya Sudah Melegenda, Cocok Jadi Menu Berbuka

Keduanya saling curiga dan cemburu ketika masing-masing menyanyikan lagu kesukaannya, dan menimbulkan pertengkaran. Hal tersebut muncul karena mereka kesepian, tidak memiliki anak.

Salah seorang penonton berkomentar bahwa cerita tersebut benar-benar terjadi di kehidupannya, kedua orang tuanya yang sudah usia senja kerap mempertengkarkan hal-hak sepele yang mungkin itu bagian dari nostalgia mereka dimasa muda.

Uniknya, ia baru saja membaca carpon Lagu Cinta Jeung Sajabana pada siang hari dan menonton pertunjukannya di malam harinya, dan itu tidak disengaja.

Baca Juga: Jadwal Imsak dan Sholat Lima Waktu di Wilayah Kota Cimahi dan Sekitarnya Tanggal 7 Ramadhan 1444 Hijriah

Kang Nunu mengatakan bahwa carpon tersebut ditulis pada tahun 2007 untuk memenuhi undangan menulis carpon kepada para sastrawan Sunda dari Taman Budaya Bandung untuk dijadikan buku, kemudian diterbitkan secara meriah di anjungan Taman Budaya Bandung tersebut.

Kang Nunu mengaku senang menonton pertunjukan tersebut, karena menurutnya ada banyak kelompok teater yang meinta izin untuk mementasakan carpon tersebut tapi baru kelompok Ngaos Art yang benar-benar mementaskannya.

Kang Nunu juga senang karena ending cerita tersebut berbeda dengan yang ia tulis, menurutnya adegan yang ditampilkan lebih cocok dari pada yang ia tulis.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Tempat Wisata di Tasikmalaya untuk Ngabuburit yang Lagi Hits, Gratis Tanpa Tiket Masuk!

Kang Nunu juga menjelaskan bahwa carpon tersebut memang sengaja dibuat dengan pola struktur drama, sehingga memang sangat bisa untuk dialihwahanakan menjadi sebuah pertunjukan.

Seniman teater lain pun ikut memberikan komentar yang beragam. Umumnya mereka mengaku senang dengan pementasan tersebut.

Di akhir diskusi forum memperbincangkan mengenai hal konkret yang akan dilakukan oleh pegiat teater Tasikmalaya dalam enam bulan ke depan dalam rangka Hatedu.

Pementasan Lagu Cinta Jeung Sajabana dengan konsep pertunjukan berbahasa Indonesia dan seting di fasilitas umum yang berada di sekitar lingkungan Ngaos Art akan dipentaskan pada Selasa, 28 Maret 2023, pukul 20.30 WIB.

Baca Juga: Kasus Dugaan Pelecehan Seksual di Kampus Unsil Tasikmalaya, Penonaktifan Dosen EDH Diperpanjang 40 Hari

Kehadiran para penonton ke Studio Ngaos Art dalam rangka memperingati Hatedu 2023 yang bertepatan dengan bulan suci Ramadhan menambahkan kental suasana silaturahmi. Seolah para pegiat seni teater Tasikmalaya sedang lebaran.***

Editor: Dede Nurhidayat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x