KABAR PRIANGAN - Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 telah dilaksanakan pada 14 Februari lalu. Secara kasat mata, pesta demokrasi tersebut berlangsung tertib dan damai. Namun sebagaimana yang diketahui, permainan politik selalu penuh dengan intrik. Bahkan isu mengenai kecurangan, money politic, hingga akun Si Rekap KPPS Pemilu 2024 yang katanya perlu di-update.
Kondisi pasca-Pemilu tersebut sama riuhnya dengan masa kampanye. Menimbulkan kebisingan yang bunyinya belum tentu berisi. Jika pun ada, apakah itu hanya omong kosong belaka?
Sutradara Teater, sekaligus pemilik kelompok Ngaos Art Tasikmalaya menamai kondisi tersebut dengan Noise. Kemudian ia memposisikan suara rakyat juga adalah suara Tuhan (Vox Populi, Vox Dei), sebagaimana dengan Risalah Whig pada sejarah Politik Inggris tahun 1709, sebagai Voice. Sehingga diambilah tajuk pertunjukan “Noise or Voice”, sebagai respons dari situasi yang kini tengah terjadi yang telah di pentaskan pada Jumat, 16 Februari 2024 di Studio Ngaos Art, Amanda Residence, Kota Tasikmalaya.
Baca Juga: 3 Tempat Wisata Populer di Ciwidey Bandung yang Cocok untuk Mengisi Liburan, Ada yang Gratis!
AB Asmarandana menjelaskan, selain makna yang dikandung dari dua kata tersebut, "Noise or Voice" juga memiliki bunyi yang mirip. Kata yang berima sama tersebut tentu memberikan efek linguistik bagi yang mendengar.
Selain konsep teater fisik, pertunjukan ini juga menggunakan metode pentas tanpa latihan, di mana para aktor hanya diberikan treatmen berupa plot dan penokohan. Pola ini bertujuan untuk melihat sejauh mana aktor mengenali diri dan tubuhnya, juga teman mainnya. Selain itu, juga bentuk kritik terhadap budaya instan yang menyamakan aktor seperti mie; jika lapar tinggal direbus 3 menit.
Fenomena ini banyak terjadi, tidak hanya pada dunia seni, tapi juga pendidikan, budaya, sosial, industry apalagi. Sehingga apa yang dilontarkan tak lagi memiliki makna, hanya buih di lautan yang sekejap akan hilang. Barangkali hal ini pun akan terjadi juga pada adu mulut para TKN yang saling menuding curang? Mungkin beberapa bulan lagi mereka lupa dan menjadi koalisi.
Sinopsi "Noise or Voice", pertunjukan teater dari Ngaos Art Tasikmalaya
Delapan orang aktor memperkenalkan diri kepada penonton satu per satu yaitu musisi yang arogan, lelaki tampan baik hati dan suka berbagi, atlet yang gemulai, penari erotis, mantan guru honorer, gen Z yang terlalu periang, mantan intel, dan wanita karir. Kemudian mereka menari bersama, mengekspresikan kebahagian untuk menyampaikan "suara".