Merespons Pemilu 2024, Ngaos Art Tasikmalaya Gelar Pertunjukan Teater Tubuh Bertajuk 'Noise or Voice'

- 18 Februari 2024, 22:43 WIB
Pertunjukan "Noise or Voice" sebagai respon kelompok seni Ngaos Art Tasikmalaya terhadap kondisi Pemilu 2024.*/kabar-priangan.com/Foto: Dok. Ngaos Art 
Pertunjukan "Noise or Voice" sebagai respon kelompok seni Ngaos Art Tasikmalaya terhadap kondisi Pemilu 2024.*/kabar-priangan.com/Foto: Dok. Ngaos Art  /

KABAR PRIANGAN - Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 telah dilaksanakan pada 14 Februari lalu. Secara kasat mata, pesta demokrasi tersebut berlangsung tertib dan damai. Namun sebagaimana yang diketahui, permainan politik selalu penuh dengan intrik. Bahkan isu mengenai kecurangan, money politic, hingga akun Si Rekap KPPS Pemilu 2024 yang katanya perlu di-update.

Kondisi pasca-Pemilu tersebut sama riuhnya dengan masa kampanye. Menimbulkan kebisingan yang bunyinya belum tentu berisi. Jika pun ada, apakah itu hanya omong kosong belaka?

Sutradara Teater, sekaligus pemilik kelompok Ngaos Art Tasikmalaya menamai kondisi tersebut dengan Noise. Kemudian ia memposisikan suara rakyat juga adalah suara Tuhan (Vox Populi, Vox Dei), sebagaimana dengan Risalah Whig pada sejarah Politik Inggris tahun 1709, sebagai Voice. Sehingga diambilah tajuk pertunjukan “Noise or Voice”, sebagai respons dari situasi yang kini tengah terjadi yang telah di pentaskan pada Jumat, 16 Februari 2024 di Studio Ngaos Art, Amanda Residence, Kota Tasikmalaya.

Baca Juga: 3 Tempat Wisata Populer di Ciwidey Bandung yang Cocok untuk Mengisi Liburan, Ada yang Gratis!

AB Asmarandana menjelaskan, selain makna yang dikandung dari dua kata tersebut, "Noise or Voice" juga memiliki bunyi yang mirip. Kata yang berima sama tersebut tentu memberikan efek linguistik bagi yang mendengar.

Selain konsep teater fisik, pertunjukan ini juga menggunakan metode pentas tanpa latihan,  di mana para aktor hanya diberikan treatmen berupa plot dan penokohan. Pola ini bertujuan untuk melihat sejauh mana aktor mengenali diri dan tubuhnya, juga teman mainnya. Selain itu, juga bentuk kritik terhadap budaya instan yang menyamakan aktor seperti mie; jika lapar tinggal direbus 3 menit.

Baca Juga: Cuaca Panas dan Ingin Berenang? Ini 3 Tempat Wisata Air Favorit di Tasikmalaya Bisa Jadi Salah Satu Pilihan

Fenomena ini banyak terjadi, tidak hanya pada dunia seni, tapi juga pendidikan, budaya, sosial, industry apalagi. Sehingga apa yang dilontarkan tak lagi memiliki makna, hanya buih di lautan yang sekejap akan hilang. Barangkali hal ini pun akan terjadi juga pada adu mulut para TKN yang saling menuding curang? Mungkin beberapa bulan lagi mereka lupa dan menjadi koalisi.

Sinopsi "Noise or Voice", pertunjukan teater dari Ngaos Art Tasikmalaya

Delapan orang aktor memperkenalkan diri kepada penonton satu per satu yaitu musisi yang arogan, lelaki tampan baik hati dan suka berbagi, atlet yang gemulai, penari erotis, mantan guru honorer, gen Z yang terlalu periang, mantan intel, dan wanita karir. Kemudian mereka menari bersama, mengekspresikan kebahagian untuk menyampaikan "suara".

Halaman:

Editor: Arief Farihan Kamil


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x