Namun kemudian Hindun merasa menyesal. Setelah menjadi muslimah, Hindun selalu berusaha memperdalam keimanannya. Keimanannya itulah yang kemudian menuntunnya untuk turut berjihad bersama kaum muslim lainnya.
"'Kasidah Cinta Hindun binti ‘Utbah' adalah gambaran dan bukti cinta Hindun binti ‘Utbah kepada Tuhannya, Allah Azza wa Jalla, beserta rasul-Nya, Muhammad Saw," ucap Rosyid.
Tentang Penulis Naskah dan Sutradara Rosyid E Abby
Penulis naskah dan salah seorang sutradara drama musikal ini, Rosyid E Abby (58), telah berkecimpung puluhan tahun dalam dunia teater, sastra, dan kepenulisan. Di bidang literasi, dari tangannya 10 buku karya tunggal telah ia terbitkan.
Buku pertama diterbitkan tahun 1987 berjudul “Di Bawah Matahari” yang merupakan kumpulan sajak Indonesia. Buku lainnya diantaranya "Tembang Kasih tak Pernah Istirah” (Kumpulan sajak Indonesia, 2004), ”Sajak-sajak Rosyid E. Abby” (Kumpulan sajak Sunda, 2010), ”Kabayan Ngalanglang Jaman” (drama Sunda, 2010), hingga ”Kasidah Cinta Al-Kubra” (drama Sunda, 2022).
Selain itu puluhan buku yang merupakan karya bersama (antologi), karya drama, dramatisasi puisi, longser, drama musikal, drama tari, monolog, oratorium, hingga skenario film. Ia juga telah mementaskan banyak drama.
Baca Juga: Ideologi Capaian Estetika dalam Sebuah Kelompok Teater
Rosyid E Abby pun wartawan senior Grup Pikiran Rakyat. Saat ini Kang REA --sapaan akrab Rosyid E Abby-- menjabat Pemimpin Redaksi Surat Kabar Mingguan Galura dan Galura Online
serta Pengasuh/Redaktur Sastra "Pertemuan Kecil" HU Pikiran Rakyat. Ia juga Dosen Fakultas Ilmu Seni dan Sastra (FISS) Universitas Pasundan (Unpas) Bandung, serta Ketua Pengamat Film Nasional Forum Film Bandung (FFB).