Penolakan Eksplorasi Panas Bumi Gunung Tampomas Terus Disuarakan

3 Mei 2021, 14:45 WIB
Tampak Gunung Tampomas dari arah wilayah Conggeang baru-baru ini.Upaya penolakan atas rencana eksplorasi panas bumi/Geothermal di wilayah Gunung Tampomas akan terus dilakukan masyarakat di sejumlah desa di wilayah Kecamatan Buahdua dan Conggeang. /Istimewa/


KABAR PRIANGAN -  Upaya penolakan atas rencana eksplorasi panas bumi/geothermal di wilayah Gunung Tampomas akan terus dilakukan masyarakat di sejumlah desa di wilayah Kecamatan Buahdua dan Conggeang Sumedang.

Sebelumnya, bentuk penolakan atas rencana eksplorasi panas bumi, masyarakat melaksanakan sholat istighosah di Desa Sekarwangi, Kecamatan Buahdua.

"Selanjutnya kami juga akan melaksanakan kembali sholat istighosah sebagai aspirasi penolakan kami. Tapi waktunya masih kami rundingkan," ujar tokoh masyarakat Desa Cilangkap, Kecamatan Buahdua, Eme S.Pd, Senin 3 Mei 2021.

Baca Juga: Ariel NOAH Terbawa Perasaan Pada BCL, Saat Syuting Video Klip ‘Mencari Cinta’. Alasannya, Karena Profesional

Saat ini, kata Eme wilayah desa yang menolak secara intens adalah Desa Narimbang (Kec. Conggeang) Desa Cilangkap dan Desa Sekarwangi (Kec. Buahdua).

Tapi tidak menutup kemungkinan penolakan akan disuarakan wilayah desa lainnya yang akan terdampak jika rencana eksplorasi panas bumi direalisasikan.

"Wilayah desa terdampak jika geotermal direalisasikan merujuk pada UU lingkungan hidup, mencapai radius 2 sampai 5 km dari lokasi yang dieksplorasi. Maka penolakan akan berkembang ke desa lain," kata Eme.

Baca Juga: Waktunya Meminang Mobkas, Harga Turun Imbas PPnBM 0 Persen

Ia menambahkan, jika dilihat dari Perda terkait rencana eksplorasi panas bumi, bahwa rencana eksplorasi akan dikembangkan mencapai lima wilayah kecamatan.

Antara lain, Kecamatan Cimalaka, Paseh, Buahdua, Tanjungkerta dan Conggeang. Dengan demikian wilayah desa yang akan terdampak pun akan bertambah banyak.

Lebih lanjut Eme menyebutkan, banyak hal yang dikhawatirkan oleh masyarakat jika ekspolarasi geotermal direalisasikan antara lain, akan terjadinya pencemaran kadar air di wilayah terdampak karena campur belerang, akan berkurangnya debit air di wilayah terdampak.

Baca Juga: Serem! Pocong, Kuntilanak dan Anjing di Kota Tasik Ikutan Larang Mudik

Kemudian adanya kemungkinan mengakibatkan kesuburan tanah akan berkurang dan jika awal difungsikan atau saat proses pengeboran dikhawatirkan akan terjadi getaran atau gempa lokal dan tanah anjlok.

"Memang kami bukan ahli tapi kami merasakan cemas," ucapnya.

Harapan masyarakat, kata dia, aspirasi warga bisa diakomodir oleh Pemkab Sumedang.

Baca Juga: MotoGP Jerez, Quartararo Bermasalah Bagnaia Rebut Posisi Puncak

Kondisi masyarakat saat ini merasa tentram sehingga ketika mendengar adanya rencana eksplorasi geothermal maka masyarakat merasa terusik

"Saat ini masyarakat melihat dulu tindakan dari Pemkab karena ini baru rencana.
Jika ada tindakan eksplorasi akan berbeda cara penolakannya," ujarnya.

Eme menggambarkan, banyak contoh kasus sosial yang belum selesai di wilayah Sumedang, seperti Tol Cisumdawu, Waduk Jatigede dan pembangunan Bendungan Cipanas.

Baca Juga: Mobil Rp 100 Jutaan Ini Cocok untuk Berbisnis selama Ramadan

"Makanya Pemkab jangan menambah masalah lagi dengan pembangunan geothermal. Soalnya pembangunan geothermal mendapat penolakan dari masyarakat yang banyak," ujarnya.***

Editor: Dede Nurhidayat

Tags

Terkini

Terpopuler