Kasus Kematian Akibat Covid-19 Meningkat, Permintaan Peti Mati Mencapai 60 Unit Per Hari. Pengrajin Keteteran

16 Juli 2021, 21:13 WIB
PARA pengrajin peti mati di Desa Cijambu, Kecamatan Tanjungsari, Kab. Sumedang sedang memproduksi peti mati, Jumat, 16 Juli 2021. Seiring dengan meningkatnya kematian akibat Covid-19, pesanan peti mati meningkat tajam.* /kabar-priangan.com/Taufik Rochman/

KABAR PRIANGAN - Seiring terus meningkatnya kasus kematian akibat Covid-19, permintaan peti mati ikut meningkat. Sejak tiga bulan terakhir ini, pengrajin peti mati di wilayah Sumedang keteteran melayani pesanan.

Seperti diakui Pipin Aripin (47), pengusaha sekaligus pengrajin peti mati asal Desa Cijambu, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang.

Menurut Pipin, sejak bulan Mei sampai pertengahan Juli 2021 ini, permintaan peti mati terus meningkat. Tingginya permintaan peti mati ini, lanjut Pipin, terjadi akibat terus meningkatnya kasus kematian akibat Covid-19.

Baca Juga: Rencana Vaksin Covid-19 Berbayar Dibatalkan. Pramono Anung: Vaksin Gotong Royong, Tetap Melalui Perusahaan

Sebelum kasus kematian akibat Covid-19 meningkat, pesanan peti mati ini paling banyak hanya sekitar 6 buah peti mati per hari.

Namun sejak beberapa bulan ini, pesanan peti mati itu terus bertambah hingga mencapai 60 buah per hari.

"Belakangan ini orderan peti mati terus meningkat. Kami bersama para pekerja sampai keteteran memenuhi pesanan peti mati dari konsumen," kata Pipin.

Baca Juga: PPKM Darurat Diperpanjang. Wagub Jabar Sudah Berikan Isyarat Sebelumnya

Selain pesanan dari perorangan di wilayah Kabupaten Sumedang, orderan peti mati ini banyak juga datang dari lembaga atau intansi pemerintahan di luar Sumedang, termasuk permintaan dari Kementerian Kesehatan.

Seiring terus bertambahnya pesanan, maka dia pun terpaksa harus menambah pegawai, dari yang sebelumnya hanya tiga orang, sekarang ditambah menjadi 8 orang.

"Banyangkan saja, pesanan peti mati ini dalam sehari bisa mencapai 50 sampai 60 peti mati. Jadi sudah tidak mungkin lagi bisa selesai dikerjakan oleh tiga orang,” katanya.

Baca Juga: Pesinetron Ferry Irawan Alami Pecah Pembuluh Darah di Kepala, Kenali Penyakit Ini

Makanya, kata Pipin, dirinya harus nambah lagi pekerja lima orang untuk dapat memenuhi pesanan-pesanan peti mati itu.

Dengan 8 orang tenaga kerja ini, kata Pipin, perusahaannya sekarang mampu memproduksi sampai 60 unit pet mati per hari.

Pipin menuturkan, ukuran peti mati yang dibuat di galerinya itu terdiri dari dua jenis, masing-masing peti mati untuk ukuran dewasa 198 x 58 sentimeter, dan peti mati untuk ukuran anak 160 x 45 sentimeter.

Baca Juga: Tak Terima Anaknya Disatukan dengan Tahanan Kriminal, Orangtua Pelanggar PPKM Gedor Pintu Lapas Tasikmalaya

Adapun untuk harga peti matinya sendiri, tentunya disesuaikan dengan ukuran dan juga jenis kayu yang dipergunakan untuk bahan peti mati.

Namun untuk harga standar, tambah Pipin, satu unit peti mati ukuran dewasa biasa dijual dengan harga Rp 1 juta.

Sedangkan untuk peti mati ukuran anak, dia hanya menjualnya dengan harga Rp 700.000,- per buah.

Baca Juga: Kadisdikbud Kota Banjar Jadi Terdakwa Pelanggaran PPKM Darurat, Hakim Jatuhkan Denda Pidana Rp1 Juta

"Omset pendapatan kami saat ini memang naik berkali-kali lipat. Tapi terus terang saja, saya sendiri sangat prihatin melihat kondisi ini. Semoga pandemi ini segera berakhir," tutur Pipin.***

Editor: Zulkarnaen Finaldi

Tags

Terkini

Terpopuler