Bisnis Hotel Mulai Menggeliat, PHRI Minta Pemerintah Cabut PPKM

16 September 2021, 19:33 WIB
Hotel Santika berdiri megah di Jalan Yudanagara Kota Tasikmalaya. PHRI meminta pemerintah segera mencabut PPKM untuk menggeliatkan kembali bisnis perhotelan.* /kabar-priangan.com/Asep MS/

KABAR PRIANGAN - Masih berada pada Level 3 PPKM, Pemerintah Kota Tasikmalaya masih belum membuka sejumlah tempat wisata yang ada di Kota Tasikmalaya.

Hanya saja Pemkot Tasikmalaya mulai melakukan pelonggaran-pelonggaran sehingga kondisi perekonomian di Kota Tasik mulai terdampak positif.

Kondisi tersebut salahsatunya dirasakan oleh pengusaha jasa hunian seperti perhotelan dan penginapan di Kota Tasikmalaya.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restouran Indonesia (PHRI) Tasikmalaya Ajat Setiawan mengatakan, usaha perhotelan di Kota Tasik sudah mulai bergeliat, namun masih jauh dari kondisi normal.

"Saat ini okupansi tingkat hunian hotel masih dibawah 50 persen baik untuk hotel bintang maupun non bintang," ujar Ajat, Kamis, 16 September 2021.

Baca Juga: Tongkat Kepemimpinan Danyonif Raider 323 Kostrad Beralih dari Letkol Afriandy ke Lekol Triyono 

Hanya saja lanjut Ajat, untuk pegawai atau karyawan hotel hampir semuanya masih dikurangi hari kerja dari 30 hari menjadi 15 hari kerja.

Hal itu ujar dia, guna meminimalisir biaya operasional dikarenakan pendapatan dari hasil usaha masuh jauh dari menguntungkan. "Normalnya untuk bisa menutup biaya operasional itu okupansi hotel minimal diangka 70 hingga 80 persen. Kalau hanya 20 sampai 30 persen buat biaya operasional juga kurang, darimana untuk gaji karyawan," katanya.

Sehingga otomatis kata Ajat pendapatan atau gaji pun dikurangi sebesar 50 persen. "Jika biasanaya misalkan gaji satu juta, sekarang hanya 500 ribu karena hari kerjanya dikurangi," jelasnya.

Namun demikian lanjut Ajat untuk usaha perhotelan walaupun sangat terdampak oleh pandemi covid-19, tidak sampai ada yang merumahkan apalagi PHK terhadap karyawannya.

"Tapi rata-rata kerja mereka di atur, ada yang satu hari satu hari, ada yang dua hari dua hari yang jelas selama satu bulan itu kerjanya hanya 15 hari akibat sepinya pengunjung," ujar Ajat.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Gambar Ini Ungkap Impian Rahasiamu untuk Masa Depan

Adapun lanjut Ajat untuk tamu hotel rata-rata masih di dominasi tamu dari luar yang ada kepentingan di Kota Tasik. Sedangkan untuk tamu domestiknya (pribumi) relatif sedikit.

Untuk kembali ke kondisi normal lanjut Ajat pihaknya berharap kebijakan PPKM segera dicabut. Karena lanjut dia selama ada pembatasan, akan berdampak pada tingkat okupansi hunian hotel.

Selain itu lanjut dia, pihaknya berharap agar pemerintah dalam hal ini dinas Parawisata Kota Tasik agar melakukan kegiatan atau event yang sifatnya bisa mendatangkan wisatawan ke Kota Tasikmalaya.

"Intinya kita harus mau berlomba menarik tamu untuk bisa masuk ke Kota Tasikmalaya," katanya.

Misalnya ujar dia, segala produk unggulan Kota Tasik yang sudah banyak dikenal masyarakat luar melakukan gebyar diskon besar-besaran sehingga menarik minat masyarakat luar untuk datang ke Kota Tasik.

"Itu sangat memungkinkan dilakukan, hanya saja saratnya itu tadi, level PPKM harus sudah dicabut. Karena selama level ya tidak akan bisa karena ada pembatasan-pembatasan kegiatan masyarakat," terangnya.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca 16 September 2021: Priangan Timur Waspada Potensi Hujan Disertai Petir dan Angin Kencang

Itu juga ujar dia harus dibantu oleh pemerintah dalam hal publikasinya. Misalkan memasang spanduk di setiap pintu masuk Kota Tasik, atau menyebar brosur dan yang lainnya.

"Pokonya jangan ada kegiatan yang tidak perlu lah, lebih baik fokus ke promisi karena nantinya ini akan berdampak positif terhadap PAD," ujar Ajat.

Di Kota Tasikmalaya sendiri saat ini terdapat sebanyak 34 hotel bintang dan non bintang dengan jumlah kamar diatas seribu kamar, sekitar 1.200 kamar.

Sementara itu, Sales Manager Hotel Santika Topan mengatakan,sejak seminggu terakhir atau sejak PPKM dilonggarkan, tingkat okupansi hunian kamar sudah diatas 50 persen.

"Bahkan dikondisi-kondisi tertentu khususnya saat weekand okupangsi keterisian kamar bisa mencapai 70 persen," ujar Topan.

Baca Juga: Ramalan Zodiak 16 September 2021: Saatnya bagi Libra Menikmati Hasil Kerja Keras, Keuangan Sagitarius Membaik

Semenjak pandemi covid terjadi dan pemerintah memberlakukan PSBB yang dilanjut dengan PPKM kata Topan, kondisi usaha perhotelan berada di level terendah.

Hal itu disebabkan karena minimnya masyarakat luar daerah yang masuk ke Kota Tasikmalaya.

Sejak itu lanjut dia, okupangsi keterisian kamar per harinya rata-rata hanya diangka 30 persen. Bahkan untuk ruang meeting relatif kosong karena tidak adanya kegiatan untuk menghindari terjadinya kerumunan.

"Alhamdulillah saat ini, usaha sudah mulai ada perkembangan positif," katanya.***

Editor: Teguh Arifianto

Tags

Terkini

Terpopuler