Imbas Viralnya Instruksi Menteri BUMN ke Pertamina, Nasib Ribuan Penjaga Toilet SPBU Kini Merana

26 November 2021, 17:45 WIB
Tumpukan puluhan kotak kencleng toilet SPBU kini ditarik dan berada di gudang milik CV Agniya Jaya Abadi Desa Kiarajangkung Kecamatan Sukahening Kabupaten Tasikmalaya, Jumat 26 November 2021).* /Kabar-Priangan.com/Aris Mohamad Fitrian

KABAR PRIANGAN - Nasib ribuan warga asal Desa Kiarajangkung dan Desa Sundakerta Kecamatan Sukahening Kabupaten Tasikmalaya dan desa lainnya yang bertugas menjaga kebersihan toilet SPBU kini merana. Bahkan terancam kehilangan pekerjaannya.

Hal itu terjadi pascaviral pernyataan Menteri BUMN (Badan Usaha Milik Negara) Erick Thohir kepada Direksi Pertamina, menyoroti harus gratisnya toilet (WC) di kawasan SPBU. Sejak beberapa hari ini, satu per satu mereka ditarik dan dipulangkan ke kampung halamannya.

Soalnya, pihak SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) mengeluarkan kebijakan untuk sementara menghentikan kontrak kerja sama dalam pengelolaan WC. Kebijakan itu langsung dilakukan selang beberapa jam sejak video Menteri BUMN tersebut viral.

Baca Juga: Pertamina Mandalika SAG Team Siap Hadapi Moto2 Musim 2022 dengan Pebalap Belanda Berdarah Indonesia

Penjaga toilet di CV Agniya Jaya Abadi saja, tercatat sudah lebih dari 30 orang pegawai dari berbagai SPBU di Jawa Barat yang dipulangkan.

CV tersebut merupakan salah satu perusahaan pengelola toilet dan musala lebih di 50 SPBU COCO, CODO, serta DODO se-Pulau Jawa-Bali.

COCO (Corporate Owner Corporate Operate) sepenuhnya milik Pertamina, CODO (Corporate Owner Dealer Operate) milik Pertamina tapi pengelolaan oleh swasta, dan DODO (Dealer Owner Dealer Operate) sepenuhnya milik swasta.

Baca Juga: Deputi 3 Kemenko Marves di Tinjau Percepatan Pembangunan Tol Cisumdawu di Ujung Jaya Sumedang

Secara bertahap mereka pulang dengan membawa serta-merta kotak kencleng yang biasa disimpan di depan toilet SPBU.

"Dari pihak Pertamina, kemarin meminta untuk sementara pengelolaan toilet di SPBU COCO dikosongkan dulu," ujar Direktur CV Agniya Jaya Abadi, H. Hasanudin, Jumat 26 November 2021.

"Ya sudah saya mengikuti aturan dari Pertamina, bagaimana bagusnya," tutur Hasanudin, menambahkan.

Baca Juga: Peringati HUT PGRI dan HGN, Asosiasi Guru Penulis Luncurkan Buku ‘Garda Terdepan Pendidikan Kota Tasikmalaya'

Ditambahkan Manajer Personalia CV Agniya Jaya Abadi, Rosmana, pihaknya sebenarnya tidak mempersoalankan kebijakan ini karena ada sektor usaha lain, serta pihaknya tetap harus turut pada aturan pemerintah.

Akan tetapi yang disayangkan dan menjadi bingung yakni nasib ratusan bahkan ribuan penjaga WC asal Desa Kiarajangkung yang bekerja di sektor ini. Diketahui, sudah sejak puluhan tahun mereka bekerja menjaga toilet yang berada dari mulai Pulau Sumatra, Pulau Jawa dan Pulau Bali.

Kini mereka pulang dan menganggur di kampung halamannya. "Lantas bagaimana nanti, siapa yang bakal bertanggung jawab dalam kebersihan di toilet SPBU, mana mungkin SPBU bisa nyaman jika toiletnya kotor," tutur Rosmana.

Baca Juga: Peringati HUT PGRI dan HGN, Asosiasi Guru Penulis Luncurkan Buku ‘Garda Terdepan Pendidikan Kota Tasikmalaya'

"Susah-susah gampang ya mencari orang yang mau berkerja setiap hari berkecimpung dengan tinja dan bau pesing di toilet. Kalau petugas SPBU, saya rasa tidak mungkin juga mau membersihkan WC," ujar Rosmana.

Dalam mengelola toilet, dikatakan dia, bukan perkara mudah. Selain mengurus kebersihan, juga harus mampu mengelola tinja yang dihasilkan toilet. Terkadang saluran pembuangan mampet atau terpaksa harus menyedot kotoran di WC.

Selain Sukahening, kecamatan-kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya yang mempunyai banyak pengusaha dan penjaga toilet umum diantaranya Kecamatan Rajapolah, Sukaratu, dan Ciawi.*

 

Editor: Arief Farihan Kamil

Tags

Terkini

Terpopuler