Jelang Pilrek Unsil Tasikmalaya 2022, Kondisi Unsil yang Dinamis Hal Menarik dan Wajar

17 Desember 2021, 19:49 WIB
Praktisi pendidikan Tasikmalaya Dr Asep M Tamam.* /Kabar-Priangan.com/Irman Sukmana

KABAR PRIANGAN - Polemik mengenai bakal calon Rektor Universitas Siliwangi (Unsil) Tasikmalaya dari kalangan internal maupun eksternal masih menjadi isu hangat di lingkungan masyarakat pendidikan di Tasikmalaya menjelang Pemilihan Rektor atau Pilrek Unsil 2022.

Praktisi pendidikan Tasikmalaya Dr Asep M Tamam misalnya, mengaku tak heran bila pro kontra itu mencuat dalam Pilrek Unsil kali ini. Menurutnya, hal itu turut mendorong proses Pilrek Unsil 2022 menjadi sangat dinamis dan menarik dinanti setiap perkembangannya.

Asep pun memandang wajar bila peminat kursi rektor Unsil dalam Pilrek Unsil 2022 cukup banyak. Memang, fenomena yang berkembang cenderung tidak biasa di lingkungan politik kampus.

Baca Juga: Para Korban Bencana Gempa Bumi Tahun 2017 Mendapat Bantuan Dana Stimulan dari Pemkab Ciamis, Ini Besarannya

Tetapi dengan status Unsil sebagai Perguruan Tinggi Negeri (PTN) satu-satunya di Priangan timur, maka wajar juga banyak akademisi baik dari internal atau eksternal yang turut mengadu peruntungan dalam kontestasi Pilrek Unsil kini.

"Dipandang wajar juga bila faktanya internal Unsil begitu antusias dan tak ingin melepas kursi rektor ke sosok eksternal. Tentu ada muatan kepentingan tertentu, sehingga muncul semangat untuk melanjutkan kepemimpinan di kampus itu dengan mengedepankan sosok internal," ujarnya.

Asep mengatakan hal itu saat menghadiri penunjukan RW 12, Kelurahan Kota Baru, Kecamatan Cibereum Kota Tasikmalaya sebagai Kampung Kalists, Jumat 17 Desember 2021.

Baca Juga: Ditjen Perhubungan Darat Imbau Seluruh Awak Kendaraan Miliki Perlindungan dari BPJS Ketenagakerjaan

Selain karena memenuhi syarat, menurutnya, banyaknya dosen yang mengincar kursi rektor boleh jadi karena keberadaan Unsil yang semakin besar serta selama menjadi PTN tergolong kondusif.

"Jadi wajar, internal Unsil belum rela dinakhodai pemimpin dari eksternal yang dianggap kurang mengetahui kultur, perjuangan, sejarah dan dinamika internal Unsil secara mendalam," ujar dia.

Selama ini, lanjut Asep, Rektor Unsil juga sukses mendorong kemajuan SDM Unsil. Dalam proses pembuatan buku "Dari Perempuan Tasikmalaya untuk Perempuan Indonesia" misalnya, sebanyak 10 orang dosen bergelar doktor turut andil dalam penyusunan buku tersebut.

Baca Juga: Jelang Operasi Nataru, Kapolres dan Dishub Temukan Kendaraan tak Laik Jalan di Terminal Banjar

Buku itu yang akan diluncurkan saat peringatan Hari Ibu pada 22 Desember 2021. Fakta itu juga menggambarkan bahwa dosen internal Unsil banyak yang berkompeten.

Sehingga tak heran dukungan dari masyarakat Tasikmalaya dan civitas akademika Unsil belum mau melepas kursi pimpinan Unsil ke tangan rektor dari luar Unsil.*

Editor: Arief Farihan Kamil

Tags

Terkini

Terpopuler