Kasus Positif Covid 19 Terus Bertambah, Kota Tasikmalaya Krisis Nakes, Hanya Dua Bulan 320 Nakes Terpapar

3 Maret 2022, 19:44 WIB
Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, dr Asep Hendra Herdiana.* /Kabar-Priangan.com/Asep MS

KABAR PRIANGAN - Kasus pasien terpapar positif Covid 19 di Kota Tasikmalaya terus meningkat. Sejak Januari 2022, angka kasus virus corona di kota ini mencapai 2.606 kasus.

Mirisnya lagi, dari jumlah kasus tersebut 32 orang pasien meninggal akibat Covid 19. Dari total kasus meninggal itu, mayoritas atau 60 persen belum divaksin sama sekali.

Perkembangan terkini kasus Covid 19 itu disampaikan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Asep Hendra Herdiana, kepada wartawan, Kamis 3 Maret 2022.

Baca Juga: Kisruh BPNT, Setiap KPM Harus Dilayani Bagai Raja, Mengapa Bupati Ciamis Dipuji Anggota DPRD Kota Tasikmalaya?

Asep menyebutkan, dua orang pasien Covid 19 di Kota Tasikmalaya meninggal dunia saat menjalani isolasi mandiri (isoman) di rumah.

"Kedua pasien itu memang bergejala, bahkan sudah kami sarankan untuk dirawat tetapi tidak mau. Alasannya karena memang kondisi pasien sudah parah. Jadi keluarga takut tidak bisa bertemu lagi," ujar Asep.

Mereka beranggapan, kalau dirawat di rumah ketika pasien sakit maka keluarga masih bisa nunggu meski memakai masker atau APD. "Namun ketika meninggal ya tetap mereka tidak bisa lihat lagi dan pemulasaraan jenazah hingga pemakamannya kami urus sesuai prokes," ujar Asep.

Baca Juga: Terdakwa Kasus Dugaan Korupsi Suap Proyek Dinas PUPR Banjar Rahmat Wardi, Segera Disidangkan di Bandung

Dari 32 kasus meninggal dunia itu, lanjut Asep, mayoritas pasien berusia 60 tahun ke atas. " Usia pasien kebanyakan sekitar 40-50 persen di atas 60 tahun. Tapi ada juga bayi berusia delapan bulan yang meninggal positif karena Covid 19," katanya.

Kronologinya, kata dia, ketika bayi itu datang ke rumah sakit, kondisinya sudah dehidrasi atau kekurangan cairan. Sehingga setelah dua atau tiga hari menjalani perawatan, nyawanya tidak tertolong.

"Saya pikir tadinya ada komplikasi demam berdarah dengue (DBD)  juga. Namun setelah diperiksa, tidak ada DBD. Jadi benar-benar dehidrasi karena tidak mau ASI (air susu ibu)," kata Asep.

Baca Juga: Tol Getaci Mulai Dibangun, Mantan Wali Kota Tasikmalaya Harapkan Ada Exit Tol di Kawasan Kampus Baru Unsil

Sedangkan untuk tenaga kesehatan (nakes) yang terpapar di Kota Tasikmalaya pun jumlahnya masih banyak. Terakhir, dalam dua bulan ini sejak awal Januari hingga awal Maret 2022 ada 380 nakes terpapar Covid 19.

"Banyak nakes, nambah terus kasusnya. Saat ini setengahnya sudah sembuh dan setengahnya lagi masih pada aktif," ujar Asep.

Dengan begitu lanjut Asep, pelayanan penanganan pasien Covid 19 maupun vaksin di Kota Tasikmalaya terganggu.

Baca Juga: Terindikasi Ada Dugaan Korupsi, Salah Satu Desa di Garut Dilaporkan ke Kejaksaan Negeri

"Di satu sisi, Pak Wali Kota Tasikmalaya mau cepat vaksinasi, tapi nakesnya juga banyak yang kena. Kalau semua dipaksakan juga susah, tapi kalau pelayanan tutup malah tambah repot juga," kata Asep.

Sehingga, kata dia, pelayanan terus diupayakan tetap bisa berjalan.

"Bahkan hari ini, meski libur, kami tetap melayani vaksinasi. Jadi kami sangat sedih apabila ada orang yang menilai nakes bahagia saat pandemi Covid 19. Nakes itu repot lho, bahkan kalau kami boleh pilih, sama, tentu saja mendingan tidak ada pandemi," ujarnya.*

Editor: Arief Farihan Kamil

Tags

Terkini

Terpopuler