Pecinta Alam Tasikmalaya Sewot, Bunga Edelweis Dijualbelikan dalam Bentuk Buket Bunga

22 Juli 2022, 23:10 WIB
Eci dan Nida menunjukan buket berhias Bunga Edelweis.* /kabar-priangan.com/Irman S/

KABAR PRIANGAN - Puluhan pedagang buket yang menghiasi pelaksanaan wisuda Universitas Siliwangi Rabu 21 Juli 2022 lalu mencuri perhatian sejumlah aktivis pecinta alam.

Mereka mengkritisi perajin buket yang mengeksploitasi bunga khas pegunungan dan sangat dilindungi tersebut untuk tujuan ekonomi.

Iwan dan Fathan, dua aktivis pecinta alam yang kebetulan melihat itu pun mendatangi sejumlah penjual. Keduanya merupakan dua diantara kalangan yang cukup sewot.

Baca Juga: Najwa Shihab Liputan Khusus ke Timur Leste. Ungkap Perkembangannya Setelah 20 Tahun Merdeka

Di mata mereka, eksploitasi Bunga Edelweis untuk tujuan fulus hanya akan membuat bunga itu jadi semakin langka di habitat aslinya.

Terlebih langkah eksploitasi itu menyalahi aturan karena  merupakan tanaman dilindungi. 

Larangan memetik bunga Edelweis yang memiliki nama latin Anaphalis javanica ini tercantum dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 pasal 33 ayat 1 dan 2 tentang Konservasi Sumber Hayati Ekosistem.

Baca Juga: UPDATE Kasus Bully Setubuhi Kucing. KPAID Kab. Tasikmalaya Mengidentifikasi Ada Empat Anak Pelakunya

Dua orang penjual buket asal Kota Kembang Eci dan Nida mengaku bisa memahami jika ada kalangan yang berpandangan demikian.

Malah dirinya sering dikritisi ketika model kerajinan buket  yang dihiasi bunga edelweis dijual sejak empat tahun silam.

Tetapi mereka berdua mengaku bahwa edelweis yang dipergunakan untuk buket nya dibeli dari petani di kawasan Taman Nasional  Bromo Tengger Semeru (TNBTS).

Baca Juga: Proses Panjang Jemput Paksa Nikita Mirzani. Dari Pemanggilan di Pagi Buta Hingga Penggeledahan Rumah

"Saya tidak berani lah untuk metik dari gunung karena tahu dilarang. Bos kami justru mendatangkan dari petani di kawasan TNBTS yang sejak lama mengembangkan budidaya bunga hitam," ujar Eci.

Ya, salah satu penggagas budidaya Edelweis di TNBTS, Kariadi mengatakan bahwa langkah budidaya ini dilakukan untuk melestarikan Edelweis.

Pasalnya, bunga itu juga selalu dijadikan bahan sesaji di setiap upacara adat istiadat, seperti Leliwet, Kasada, Unan-Unan maupun untuk kepentingan lain.

Baca Juga: UPDATE Kasus Brigadir J. Polisi Telah Periksa Keluarga Besar Joshua. Tiga Pejabat Kepolisian Dinonaktifkan

Menurutnya, budidaya itu merupakan sebuah langkah tepat agar masyarakat dapat menggunakan Edelweis tanpa berbenturan dengan hukum. "Jadi kita ga sembarangan lah kak," ujarnya kepada Iwan.

Satu ikat buket berhias bunga Edelweis dibanderol dengan harga di kisaran Rp 35.000 sampai Rp 50 000. Peminatnya berasal dari segmen tertentu saja.

"Biasanya dalam satu momen wisuda, puluhan buket berhias edelweis laku terjual. Cuma karena mungkin daya beli masih lemah, keseluruhan buket yang terjual di wisuda Unsil ini tak lebih dari 20," Ujar Eci.

Baca Juga: Ayo Meriahkan Hari Anak Nasional dengan 10 Link Twibbon Keren, Simak Juga Cara Mengunduhnya di Sini

Nyonya Euis pedagang lain yang juga berasal dari Bandung mengakui rendahnya minat masyarakat untuk membeli kerajinan yang ia jual.

Para perajin buket itu sendiri mengetahui info kegiatan wisuda di setiap kampus yang diburu dari media sosial. ***

Editor: Zulkarnaen Finaldi

Tags

Terkini

Terpopuler