KABAR PRIANGAN - Aku mendengar nyanyian Sukapura, Seperti Desir Angin di Daun Kelapa, Aksara-aksara Bermakna Kusimak dengan Khidmat, Yang Tertera pada Lembaran Tabloid Priangan, Tasikmalaya, 15 Mei 1999.
Satu bait puisi ini terpampang jelas di Kantor Grup Kabar Priangan, Jalan Ir H Juanda 169 A Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya. Siapa pun yang datang ke kantor surat kabar harian ini, maka akan disuguhi oleh bait puisi yang ditulis di atas kanvas serta dipigura berukuran besar tersebut.
Selain puisi tadi, tertera pula nama dan tanda tangan tokoh-tokoh pers nasional dan Jawa Barat sekaligus pendiri Kabar Priangan yang merupakan Grup Pikiran Rakyat Bandung, seperti Atang Ruswita, H. Syafik Umar, H. Suharmono Tjitrosoewarno, Amir Zainun, Bram Darmaprawira, HAM Ruslan, Hilman BS, Gunadi Wibisono, Yoyo S Adiredja, Iim Suryadiredja, Januar P Ruswita, Deny Kahdar Gunadi.
Terdapat pula nama-nama dan tanda tangan wartawan senior para perintis Kabar Priangan, seperti Syamsul Ma’arif, Wawan Djuwarna, Otang Fharyana, H. Ahmad Hidayat, Cecep SA, Yono Maryono, dan Mujiono.
Ya, 24 tahun lalu, tepatnya pada hari Jumat, 15 Mei 1999, tokoh pers dan insan jurnalis di Jawa Barat dan Priangan Timur mendirikan media komunitas lokal di wilayah Priangan Timur. Kala itu, media terserbut diberi nama Tabloid Priangan.
Bentuknya masih berupa tabloid yang terbit seminggu sekali. Tiap hari Sabtu, Tabloid Priangan hadir di tangan pembaca. Tujuannya, untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi warga di wilayah Priangan Timur yang meliputi Tasikmalaya, Garut, Ciamis, Banjar, Pangandaran, dan Sumedang.
Baca Juga: Dies Natalis Unsil Tasikmalaya Disebut Dikotomikan Sekolah Swasta? Ini Tanggapan Rektor
Seiring dengan pertumbuhan Tabloid Priangan dan tingginya animo masyarakat Priangan Timur atas kehadiran media massa lokal, maka kala itu Tabloid Priangan bermetamorfosis dari tabloid menjadi Surat Kabar Priangan berbentuk broadsheet dengan frekuensi terbit dua kali satu minggu.
Tak berselang lama, frekuensinya terus ditingkatkan menjadi tiga kali dalam satu minggu dan kemudian akhirnya Priangan pun menjadi Harian Umum Priangan. Seiring dengan itu, namanya pun berubah menjadi Harian Umum Kabar Priangan.
Kini, 24 tahun berlalu, media lokal yang semula kecil telah berubah menjadi besar. Seiring dengan perjalanannya selama 24 tahun, maka Kabar Priangan telah menjadi media massa lokal tertua, besar, dan berpengaruh di Priangan Timur.
Baca Juga: Muncul di Medsos Tudingan Pelecehan kepada Siswi SMAN 1 Tasikmalaya, Kepala Sekolah Membantah
Kali ini, di ulang tahunnya yang ke 24, Harian Umum Kabar Priangan mengusung tema “Inovasi, Teknologi dan Digitalisasi”. Tema ini tertuang dalam logo HUT ke-24 Kabar Priangan kali ini. Dalam logo ini, tema Inovasi, Teknologi dan Digitalisasi tervisualisasikan dalam angka 24 berbentuk tiga dimensi yang dibalut dengan visualisasi cahaya, visualisasi gelombang yang mencerminkan teknologi.
Inovasi, Teknologi, dan Digitalisasi ini menjadi tema karena di ulang tahunnya yang ke-24, Harian Umum Kabar Priangan tak hanya bergerak di bisnis media cetak saja, namun juga mengikuti transformasi media massa yang mengarah ke media digital.
Di usia yang ke-24 ini, Harian Umum Kabar Priangan terus mengembangkan sayap dengan melahirkan media-media baru berbasis digital. Kelahiran media-media baru berbasis digital ini sebagai upaya kami dalam mengembangkan sayap, mengikuti perkembangan teknologi informasi yang terus berkembang secara dinamis.
Selain itu, dalam logo menggunakan tiga warna, yaitu Biru Tosca, Merah Marun, dan Ungu. Paduan tiga warna ini mencerminkan karakter, visi dan misi serta arah langkah Kabar Priangan di masa yang akan datang.
Warna Biru Tosca memiliki makna kreativitas, loyalitas, intuisi, suka cita, menenangkan, mengendalikan, menyegarkan, keseimbangan dan kestabilan emosional, serta kebijaksanaan.
Kreativitas tentu menjadi faktor penting bagi siapapun yang ingin maju dan berkembang, termasuk bagi kami yang bergerak di dunia pers. Tanpa kreativitas, maka resikonya tentu akan tertinggal. Apalagi saat ini, teknologi informasi bergerak sangat dinamis, maka kreativitas adalah harga mati.
Baca Juga: PPP Tak Gentar Hadapi Psywar Pemilu 2024. Zenzen: Karena Memiliki Strong Suporter dan Mental Juara
Namun tak hanya kreativitas saja, Biru Tosca pun melambangkan sifat menenangkan, mengendalikan, menyegarkan, kebijaksanaan, serta keseimbangan emosi.
Ya, kreativitas yang kami ciptakan, tentunya harus pula dibarengi dengan sifat bijaksana serta keseimbangan emosi. Agar produk jurnalistik yang kami ciptakan tidak serta merta hanya mengedepankan informasi-informasi yang aktual saja, tetapi juga seimbang dan bijaksana.
Tak hanya dalam warna Biru Tosca, kreativitas dan kepercayaan diri juga terdapat dalam makna warna Merah Marun. Warna Merah Marun pun mewakili hal-hal yang bersifat intens dan penuh gairah, serta ambisi dan keberanian.
Baca Juga: Jadwal Acara RCTI Senin 15 Mei 2023: Tonton Grand Final Indonesian Idol dan Si Doel The Series
Begitu pun juga dengan warna Ungu, mencerminkan sifat kreatif dan juga imaginatif. Dua sifat ini, yaitu kreatif dan imaginatif sangat menentukan dan sangat dibutuhkan dalam dunia industri kreatif, seperti halnya Harian Umum Kabar Priangan.
Nah, paduan warna Biru Tosca, Merah Marun, dan Ungu yang mencerminkan makna kreatif, inovatif, berani, penuh ambisi, juga imaginatif namun tetap bijaksana ini menjadi visi misi kami dalam menjalankan fungsi sebagai media massa.
Kami berharap, di usia yang semakin dewasa, Kabar Priangan semakin tumbuh dan berkembang, juga mampu menjalankan fungsi kami sebagai kontrol sosial dan agen of change, dengan tetap mengedepankan sifat bijaksana dan dewasa, sedewasa usia kami saat ini. Semoga. (*Zulkarnaen Finaldi, Pemimpin Redaksi Harian Umum Kabar Priangan)