Kisah Marsini Siswi SD di Pangandaran Lolos OSN Nasional, Jalan Kaki ke Sekolah 3 Km, Ayahnya Penderes Kelapa

12 Agustus 2023, 17:58 WIB
Marsini (10) bersama ayahnya, Darjo (60), di rumahnya yang sangat sederhana di Dusun Sukamanah RT 29 RW 08 Desa Kertamukti, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Pangandaran, Sabtu 12 Agustus 2023.*/kabar-priangan.com/Kiki Masduki /

 

KABAR PRIANGAN - Di balik keberhasilan Marsini, siswi Kelas V SDN 2 Kertamukti Kecamatan Cimerak Kabupaten Pangandaran Jawa Barat yang lolos ke Olimpiade Sains Nasional (OSN) Tahun 2023 Bidang Matematika Tingkat Nasional, ternyata banyak hal mengharukan. Anak berusia 10 tahun tersebut salah satu dari enam orang wakil Jawa Barat yang lolos ke ajang perlombaan bergengsi tersebut.

Saat Wartawan Kabar-Priangan.com/Harian Umum Kabar Priangan di Pangandaran berkunjung ke rumahnya yang sangat sederhana di Dusun Sukamanah RT 29 RW 08 Desa Kertamukti, Kecamatan Cimerak, Sabtu 12 Agustus 2023, Marsini dan kedua orangtuanya sedang berada di rumah. Diketahui, Marsini merupakan anak terakhir dari tujuh bersaudara dengan kondisi keluarga yang kurang mampu.

Ayah Marsini bernama Darjo berusia 60 tahun, sedangkan ibunya bernama Talem (52). Sehari-hari Darjo bekerja sebagai petani yang berpenghasilan kadang tak menentu, sedangkan Talem ibu rumah tangga.

Baca Juga: Terbukti! Fasilitas dan Faktor Ekonomi Bukan Segalanya, Marsini Siswi SD di Pangandaran Lolos ke OSN Nasional

Jalan kaki ke sekolah 3 Km lewati hutan jati

Rumah Marsini menuju sekolahnya, SDN 2 Kertamukti, sangat jauh. Bahkan setiap hari ia berangkat ke sekolah dengan jarak sekira 3 kilometer yang harus melewati hutan jati. Keluarga tersebut tak mempunyai kendaraan seperti sepeda motor, sepeda kayuh pun tak ada.

Talem mengatakan, Marsini memang anak pendiam, namun sangat senang belajar. Dia tidak menyangka anaknya lolos ke lomba bidang matematika apalagi tingkat nasional. "Saya tidak menyangka anak saya bisa seperti itu, Alhamdulillah. Kalau dari faktor keturunan kayaknya tidak ada. Biasa-biasa saja," kata Talem.

Marsini (10) bersama ibunya, Talem (52), di rumahnya, Sabtu 12 Agustus 2023.*/kabar-priangan.com/Kiki Masduki

Talem sendiri hanya lulusan SD, sedangkan ayah Marsini malah tak lulus SD. Ditanya bagaimana prestasi anaknya bisa seperti itu, Talem mengira keberhasilan anaknya dari kegigihan Marsini saja dan tak ada faktor keturunan. "Setiap malam sebelum tidur, Marsini sukanya belajar, kemudian Marsini tidak pernah bermain hape, paling lihat hape punya kakaknya," tuturnya.

Baca Juga: Buntut Pertandingan Lawan Persis, Tiga Pemain Andalan Persib Bandung Dihukum Berat, Absen Lawan Barito Putera

Karena rumah Marsini jauh dari pemukiman warga, Marsini jarang bermain dengan teman-temannya. "Di tempat saya ini hanya ada lima rumah dan itu pun masih saudara. Jadi kalau Marsini sudah pulang dari sekolah langsung tidur karena kecapekan," kata Talem.

Sepeda pun tak punya, uang jajan Rp3.000

Talem melanjutkan, Marsini setiap hari berangkat sekolah pukul 6.30 dengan berjalan kaki karena ia tidak mempunyai kendaraan. "Saya juga sangat bangga kepada Marsini, meskipun setiap hari jalan kaki ia tidak pernah mengeluh. Namun saya hanya bisa berdoa saja semoga anak saya bisa sukses supaya bisa hidup enak, jangan seperti orangtuanya," ucapnya.

Marsini, siswi Kelas V SDN 2 Kertamukti, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Pangandaran, di ruang kelasnya, Kamis 10 Agustus 2023. Ia salah satu dari enam orang wakil Jawa Barat yang lolos ke Olimpiade Sains Nasional Tahun 2023 Bidang Matematika Tingkat Nasional.*/kabar-priangan.comm/Kiki Masduki

Ditambahkannya, uang saku Marsini untuk sekolah hanya Rp5.000 bahkan Rp3.000 per hari. Menurutnya di zaman sekarang uang itu kecil, tidak lagi sebesar dulu. "Untuk jajan sekolah Marsini juga sudah sangat bersyukur. Uang sakunya itu kadang Rp5.000, bahkan kalau sedang enggak ada uang, hanya dikasih Rp3.000, tapi anak saya ini tetap semangat meski seadanya juga," tutur Talem.

Baca Juga: Bakal Diresmikan Ridwan Kamil Besok Minggu, Ini Rute-rute Menuju Menara Kujang Sapasang di Jatigede Sumedang

Ayah Marsini petani penderes kelapa

Karena kondisi suaminya yang sudah tua, tambah Talem, kerjanya pun tidak seperti dulu. Ayah Marsini hanya seorang petani penderes kelapa sehingga penghasilannya kadang tidak menentu. "Untuk penghasilan sehari bisa mencapai Rp50 ribu dari hasil gula kelapa yang saya produksi, terkadang Rp30 ribu karena sekarang harga gula turun hanya Rp10 ribu per kilogram," katanya.



Talem menyebutkan, sekarang dirinya hanya memilih untuk membiayai Marsini dan kakaknya yang kini duduk di kelas III SMK sekaligus mondok di pesantren. "Saya memilih untuk memperjuangkan anak sekolah dulu, kalau masalah kendaraan bisa dinantikan saja," ucapnya.

Talem juga mengakui peralatan sekolah seperti sepatu dan pakaian Marsini sudah rusak. "Ya, sepatu anak saya sudah pada jebol, tapi saya punya tabungan Rp200 ribu yang rencananya untuk dibelikan sepatunya Marsini," kata Talem.***

 

Editor: Arief Farihan Kamil

Tags

Terkini

Terpopuler