Irigasi Cipeuteuy Tertutup Longsor, Puluhan Hektar Pertanian Padi di Sukamantri Terancam Gagal Panen

- 10 Februari 2021, 18:38 WIB
Kondisi saluran Irigasi Cipeuteuy yang masih tertutup longsor
Kondisi saluran Irigasi Cipeuteuy yang masih tertutup longsor /Taufik Rochman/

KABAR PRIANGAN - Puluhan hektar lahan pertanian padi di wilayah Desa Sukamantri, Kecamatan Tanjungkerta, Kabupaten Sumedang kini terancam gagal panen, akibat Irigasi Cipeuteuy yang menjadi sumber pengairan di sana tertimbun longsor di Blok Legok Pulung.

Menurut informasi, Irigasi Cipeuteuy yang sudah tiga hari ini tertutup material longsor, diperkirakan mampu mengairi sekitar 65 hektar lahan persawahan di tujuh blok: Blok Kendal, Legok Pulung, Warungjati, Legok Akung, Cidangder, Sawah Jambu, dan Calingcing.

Apabila material longsor pada saluran irigasi itu tidak segera dibersihkan, maka puluhan hektar tanaman padi di bagian hilir saluran tersebut kemungkinan bisa terancam gagal panen.

Baca Juga: Simulasi Rekayasa Lalu Lintas Keluar Tol Cileunyi Digelar Kamis Besok

Terkait hal tersebut, Kepala Desa Sukamantri Dedi Junaedi, membenarkan soal saluran irigasi yang masih tertimbun longsor itu.

Menurut Dedi, Saluran Irigasi Cipeuteuy itu telah tertutup material longsor sejak Minggu (7/2/2021) lalu. Namun karena daerahnya masih terus diguyur hujan, jadi sampai hari ini warga belum bisa bekerjabakti untuk membersihkan material longsor yang menutup saluran irigasi tersebut.

"Tertutup longsornya sudah tiga hari. Kami bersama warga tadi mau langsung bekerjabakti membersihkan material longsor yang menutup saluran itu, tapi karena hujan terus, jadi rencana kerjabaktinya pun terpaksa kami undur. Sebab kalau dipaksakan saat hujan, khawtir terjadi longsor susulan yang dapat membahayakan warga kami," kata Dedi, Rabu (10/2/2021).

Baca Juga: Irigasi Cipeuteuy Tertutup Longsor, Puluhan Hektar Pertanian Padi di Sukamantri Terancam Gagal Panen

Sebagai upaya penanganan sementara, lanjut Dedi, pihaknya kini telah menutup pintu air pada saluran tersebut, dan mengalihkannya ke aliran sungai. Sebab jika saluran irigasi itu tidak ditutup di bagian hulunya, khawatir air tersebut meluap dan merusak lahan persawahan di sekitar lokasi bencana.

Halaman:

Editor: Sep Sobar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x