"Saat itu waktu menunjukkan pukul 21.00 wib dan kemudian turun hujan sehingga tak bisa mengganti ban," ujar Enjang.
Baca Juga: Warga Belum Diizinkan Pulang ke Rumah, Pergerakan Tanah di Desa Karyamekar Masih Terus Terjadi
Enjang sempat memundurkan kendaraan karena posisinya tidak pas. Dan mobil pun sempat terhadang jalan longsor yang tiba-tiba terjadi.
Saat hendak ke luar, terdengar sayup orang meminta tolong. Sesaat kemudian teriakan orang meminta ampun. Percis seperti orang yang sedang alami penyiksaan, padahal posisi dia dan rombongan berada di tengah hutan.
Enjang pun memutuskan kembali lagi ke dalam mobil bersama rombongan lain. Keringat dingin tak terasa mengucur, bulu kuduknya pun berdiri.
Suasana semakin horor dengan suara-suara binatang malam. Akhirnya tak ada yang berani keluar mobil, hanya saling terpaku berharap keajaiban datang dalam suasana yang menakutkan tersebut.
Baca Juga: Hasil Tes Swab Klaster Pesantren Kota Tasikmalaya, Sebanyak 380 Orang Terkonfirmasi Positif Covid-19
Kondisi tersebut membuat perasaan Enjang dan yang lainnya tambah khawatir. Setelah tarik nafas Enjang pun menyuruh kerabatnya, Ade, menghubungi temannya di Majalengka untuk meminta tolong.
Ade (45), kerabat Enjang, kemudian berinisiatif menghubungi kenalannya di Majalengka untuk meminta tolong.