Mendong Tasik Mati Suri, Begini Penyebabnya

- 13 Februari 2021, 12:31 WIB
SEORANG pengrajin mendong asal Tasikmalaya sedang menganyam mendong dengan alat sederhana, beberapa waktu lalu. Akibat terdampak covid-19, pemasaran mendong ke daerah lain, terutama ke luar negeri terhambat. Akibatnya, kerajinan Mendong Tasikmalaya kini mati suri.*
SEORANG pengrajin mendong asal Tasikmalaya sedang menganyam mendong dengan alat sederhana, beberapa waktu lalu. Akibat terdampak covid-19, pemasaran mendong ke daerah lain, terutama ke luar negeri terhambat. Akibatnya, kerajinan Mendong Tasikmalaya kini mati suri.* /PRMN/

KABAR - PRIANGAN - Pandemi Covid-19 benar-benar telah memporak-porandakan para pelaku ekonomi, termasuk pelaku UMKM di Tasikmalaya. Para pelaku UMKM yang terpuruk usahanya  adalah mereka yang memasarkan produknya ke kota-kota besar, terutama ekspor.

Contohnya adalah para pengrajin mendong. Akibat covid-19, kini para pelaku usaha mendong terpaksa mengalihkan usahanya ke bidang lain. Contohnya adalah H. Ade Darukutni, pemilik usaha mendong “Kuda Lari” dari Manonjaya.

Dia mengaku saat ini sudah benar-benar meninggalkan usahanya di bidang pembuatan tikar mendong karena sejak Maret lalu sudah tidak bisa memasarkan produknya ke luar daerah akibat pandemi covid-19 yang melanda negeri ini.

Baca Juga: Hari Raya Imlek, Kue Keranjang dan Filosofi Dibaliknya

“Selama ini, usaha kami ditopang oleh pesanan dari luar kota, terutama dari Jakarta. Namun setelah Covid-19, rekanan kami di Jakarta secara otomatis menghentikan pesanan. Akibatnya, kami kehilangan pasar. Sementara pasar lokal, tak bisa diandalkan,” kata Ade.

Dengan kondisi ini, lanjut dia, maka secara otomatis dirinya pun terpaksa menghentikan karyawannya yang memproduksi mendong. “Saya sendiri saat ini terpaksa beralih ke usaha lain, jualan pulsa karena saat ini yang laku adalah pulsa dan kuota internet,” kata dia.

Hal sama diakui oleh Pepen Khoer Affandy pemilik “Mandiri Jaya” Kerajinan Mendong asal Desa Singkup Kota Tasikmalaya. Dia mengakui, pukulan usahanya paling berat terasa saat diberlakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) di seluruh wilayah Indonesia, terutama Jakarta.

Baca Juga: Penghapusan PPnBM Diharapkan Gairahkan Kembali Industri Otomotif Indonesia

“Saat itu mah, otomatis usaha saya berhenti total karena kita tak bisa melakukan pengiriman ke Jakarta maupun kota-kota lainnya,” kata Pepen.

Halaman:

Editor: Zulkarnaen Finaldi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x