Rocky Gerung Sebut Buzzer Itu Perbudakan Politik Istana

- 17 Februari 2021, 16:59 WIB
Presiden Joko Widodo dan KSP Moeldoko berfoto dengan buzzer
Presiden Joko Widodo dan KSP Moeldoko berfoto dengan buzzer /Sumber: tangkapan layar #rockygerungofficial/

KABAR PRIANGAN - Pengamat politik Rocky Gerung ikut mengomentari beredarnya foto Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko dengan sejumlah pegiat media sosial yang disebut dengan istilah buzzer.

Dalam foto yang beredar di media sosial itu tampak Abu Janda, Deny Siregar, dan Eko Kunthadi.

Menurut Rocky Gerung, ada perbudakan politik di istana yang disebut buzzer. Bahkan dia menyebutkan, jika sejarah perjalanan Indonesia akan diingat orang, pernah mengalami perbudakan.

Baca Juga: Relokasi Warga Terdampak Longsor di Cilawu, Pemkab Garut Siapkan Anggaran Rp 8 Miliar

Hal tersebut ditegaskan Rocky Gerung pada dialog politik dengan jurnalis senior Hersubeno Arief yang ditayangkan saluran You Tube Rocky Gerung Official dengan judul "Buzzer Itu Perbudakan Modern Politik Istana" yang diunggah pada 14 Februari 2021.

Ia mengatakan, perbudakan itu peristiwa terakhir, mungkin, 200 tahun lalu di Amerika. Soal semacam itu, semestinya yang harus disingkirkan karena demokrasi tidak menghedaki perbudakan, tetapi menghendaki kesetaraan argumentasi.

Baca Juga: Wanita Cantik Tewas Terlentang  di Kamar Kos, Baju Tidurnya Tersingkap

"Sekarang kita tidak punya kesetaraan argumentasi. Karena kalau saya kasih argumen, itu argumen itu tidak akan dilawan oleh istana tapi dilaporkan pada Bareskrim," ujarnya.

Jadi, lanjut Rocky Gerung, bagaimana kita bisa berargumentasi dengan hukum pidana? Padahal otak kita dirancang untuk berargumentasi, bukan untuk saling melaporkan.

Jurnalis senior Hersubeno Arief yang mewawancarai Rocky Gerung di kanal You Tube tersebut ikut mengomentari foto Jokowi dan yang dikelilingi para buzzer.

Halaman:

Editor: Sep Sobar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah