Menanam Pohon Balsa Jadi Investasi Masa Depan

- 8 Maret 2021, 09:33 WIB
Disaksikan Dewan Komisaris Narita Balsa Reksa Mandiri dan para pengurus KTNA dan masyarakat, Anggota DPRD Gilman Mawardi melakukan penanaman pohon Balsa di sempadan Situ Malingping Kelurahan Tamanjaya.
Disaksikan Dewan Komisaris Narita Balsa Reksa Mandiri dan para pengurus KTNA dan masyarakat, Anggota DPRD Gilman Mawardi melakukan penanaman pohon Balsa di sempadan Situ Malingping Kelurahan Tamanjaya. /kabar-priangan.com/Irman S/

KABAR PRIANGAN - Prospek usaha perkebunan khusunya kayu di masa depan boleh jadi andalan serta jadi primadona.

Pasalnya stok kayu di tanah air semakin berkurang. Imbasnya, kebutuhan akan kayu untuk berbagai kebutuhan dari tanah air juga bisa mampir kepada masyarakat yang sadar akan penting dan menguntungkannya berinvestasi dengan menanam kayu.

Kayu dari tanah air banyak diekspor ke luar negeri, hingga keberadaan cadangan menipis serta keberadaan hutan justru kerap menghadirkan bencana karena pohonnya banyak ditebang.

Baca Juga: Ironis, Garut Pencetak Atlet Pencak Silat Berprestasi, Namun Kurang Perhatian dari Pemerintah

Menyadari hal tersebut, PT Narita Balsa Reksa Mandiri terpanggil untuk mencoba mengambil ceruk pasar itu sekaligus berupaya memperbaiki kondisi lingkungan yang makin hari makin kronis.

"Pasar ekspor masih sangat terbuka. Mereka memilih kayu balsa untuk perumahan tahan gempa, interior perhotelan, kincir angin, interior pesawat terbang dan lainnya. Saya yakin, ke depan pasar tanah air juga bisa kita raih," kata Rita Hartati Dewan Komisaris Narita Balsa Reksa Mandiri usai melakukan gerakan penanaman pohon basla di kawasan Situ Malingping Kelurahan Tamanjaya, Kecamatan Tamansari, Minggu 7 Maret 2021.

Acara itu turut dihadiri Anggota DPRD Gilman Mawardi, Ketua Kontak Tani dan Nelayan Andalan Munir Setiawan, Ketua Forum Gapoktan Mumu Nuryaman serta ketua RW setempat Asof dan puluhan warga lainnya.

Baca Juga: BPBD Berikan Edukasi dan Trauma Healing Kepada Masyarakat

Masyarakat pun tidak perlu terlalu khawatir manakala stok melimpah karena banyak warga menanam, kayu menjadi tidak laku di pasaran. Konsumen luar negeri, kata Bunda Basla, sapaan akrabnya, meyakinkan bahwa kebutuhan akan kayu tidak akan pernah mati.

Apalagi, kebutuhan akan kayu di tanah air juga sudah keteteran. Hingga banyak masyarakat memilih baja ringan.

Dengan kenyataan itu dimana perumahan banyak digerus baja ringan, kemudian meubelair dari plastik, maka dia berharap masyarakat bisa memulai menata masa depannya dengan menanam kayu basla ini.

Baca Juga: PBSI Sumedang Dilantik, Bupati Minta Target Emas Porda Tercapai

Pasar sudah jelas, baik konsep mandiri atau kerja sama dengan Narita basla Reksa Mandiri yang sudah join dengan Parta Wood, salah satu perusahaan ekspotir tanah air.

Dari satu hektar lahan yang bisa menampung minimal 1.000 pohon dengan jarak tanam minimal 2,5 meter, keuntungan yang diperoleh selama 3-5 tahun bisa mencapai sekitar Rp 80 juta dengan asumsi harga pasaran minimal di angka 600 ribu per kubik.

Satu kubik, bisa diperoleh dari empat pohon berumur 3 tahun. "Kita nanti ada Mou antara petani/masyarakat dengan kami. Biasanya kalau kita yang fasilitasi, bisa 70:30 bersih tidak tahu nebang, transport dan lainnya," kata dia yang didampingi duet Korlap Narita Balsa wilayah Priatim Andri Priatna dan Tintin Rostiningsih SP.

Baca Juga: Jadwal MotoGP 2021, Balapan Malam di Qatar akan Jadi Pembuka

Sementara Gilman menyebut, setiap potensi yang beperan dalam mendorong perekomian masyarakat harus didukung dan dikawal agar target program penanaman pohon balsa yaitu Tasik Hejo (Hijau dengan pepohonan), Tasikmalaya Ngejo (bisa makan) serta pemerintahnya nenjo (melihat) bisa terwujud.

Sebagai Anggota Komisi IV DPRD Kota Tasik, Gilman pun berharap pohon balsa yang ditanam di kawasan Situ Malingping yang masuk kelurahan Tamanjaya bisa menambah cadangan air untuk situ tersebut sekaligus membuat tabungan masa depan.

"Dengan pepohonan rimbun, saya kira stok air akan terpelihara. Pasokan udara segar juga dipastikan berlimpah, karena pohon itu kan penyerap karbon," kata dia.

Baca Juga: Disambut Kokok Ayam, Atalia Kamil Terkesan

Ia pun bertekad mengakomodasi harapan warga dalam merealisasikan kampung tematik di kawasan Situ Malingping.

"Akses jalan ke depan akan kita usulkan untuk ada perbaikan disertai penunjang lannya," kata dia. Koordinator lapangan Narita Balsa, Ny Tintin bertekad menjadikan malingping rimbun, segar dan hijau dengan pohon balsa.

"Tak hanya itu, dalam jangka pendek warga sekitar akan diberdayakan dalam melakukan penyemaian bibit balsa," kata dia.***

Editor: Dede Nurhidayat


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah