"Terlebih pihak kami saat ini membutuhkan pendampingan, bimbingan dan pengarahan. Maaf saja dikarenakan imej di masyarakat bahwa tadinya kami adalah Majelis Mujahidin, dianggap oleh masyarakat seram dan menakutkan, sementara kami sudah beralih menjadi KRM dan bergerak di bidang sosial, pertanian dan perdagangan," katanya.
Baca Juga: Usai Divaksin Dosis Kedua, Wali Kota Jadi “Kepedean”
Pihaknya juga berharap dengan adanya kunjungan dari Mabes Polri ini, kata KH Oni, Bimbingan terhadap orang daerah dalam pemberdayaan ekonomi. Sehingga di tahap awal ini bisa meningkatkan taraf hidup para anggota KRM dalam upaya menciptakan 250 petani pemuda milenial.
"Hidup bisa lebih bermanfaat untuk dirinya, kelurganya dan masyarakat serta mencegah pelibatan anggota KRM dalam aktivitas yang negatif, hal ini juga membantu mensukseskan program pemerintah," ujarnya.
Kata KH. Oni, Komunikasi dengan pemerintah khususnya dengan pihak Polri tidak boleh terputus. Relawan mujahidin ini sifatnya nasional. Pembinaanya ada lewat pengajian, sosial kemasyarakatan, pertanian, peternakan.
Baca Juga: Seorang Guru Di Kota Banjar Meninggal Dunia Akibat Terpapar Virus Corona
"Menyangkut program KRM, Kita menggarap peternakan, kita garap pertanian, perikanan dan perdagangan. Salah satunya kita sudah memiliki lahan garapan kebun kopi bahkan sudah produksi dan memiliki label sendiri. Kami tidak alergi bahkan siap bekerjasama dengan pemerintah," katanya.
Harapan kedepan, lanjut KH Oni, pihaknya akan terus berupaya untuk mengajak KRM dalam menciptakan peningkatan ekonomi para santri dan masyarakat untuk saling mengayomi.
"Kedengarannya dikarenakan kami adalah Laskar Mujahidin seolah masyarakat alergi dan menilai bahwa kami seram. Untuk itu salah satunya yang bisa mencairkan bahwa kami saat ini bergerak sebagai relawan kemanusiaan dan mendorong program petani milenial, yaitu pihak Polri. Tidak ada lagi anggota KRM rusuh, melakukan demo ataupun perbuatan melanggar hukum. Tapi sekarang KRM bawa cangkul, bawa ikan, bawa ternak dan bawa produk hasil olahan," katanya.