Network
KABAR PRIANGAN - Bencana pergerakan tanah yang terjadi di Dusun Babakan Kopo RT 05/01, Desa Tanjungwangi, Kecamatan Tanjungmeda, Kabupaten Sumedang, telah membuat pemukiman penduduk di satu RT mengalami retak-retak.
Akibatnya, sebanyak 23 kepala keluarga dengan jumlah jiwa 68 orang di satu RT tersebut, terpaksa harus diungsikan.
Dalam upaya mendeteksi pergerakan tanah di lokasi tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumedang, kini mulai memasang Early warnning system (EWS) portabel di titik bencana.
Baca Juga: Korban Pergeseran Tanah di Sumedang Butuh Bantuan Logistik
Alat ini, sengaja dipasang untuk memudahkan warga dalam mendeteksi dini pergerakan tanah yang terjadi di lokasi bencana.
Dengan dipasangnya EWS ini, maka ketika di lokasi tersebut terjadi pergeseran tanah, secara otomatis alat tersebut akan berbunyi seperti alarm.
"Setelah dipasang alat ini, nanti kalau ada pergeseran tanah akan langsung terlihat. Misalnya, kalau pergeseran tanahnya kisaran satu senti meter, maka alat tersebut lampunya akan menyala berkedip-kedip. Dan apabila pergeserannya melebihi dari dua senti meter, maka selain lampunya berkedip alat itu akan berbunyi seperti alarm," kata Supervisor Pusat Pengendalian dan Oprasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sumedang Rully Surya S, usai memasang EWS di lokasi bencana Desa Tanjungwangi, Selasa 30 Maret 2021.
Baca Juga: Atlet Muaythai Kota Tasikmalaya Delfan Dwi Satrio Sukses Raih Medali Emas di Kejurnas
Dijelaskan Rully, alat pendeteksi dini pergerakan tanah yang dipasang di lokasi bencana Desa Tanjungwangi ini, merupakan bantuan hibah dari BPBD Kabupaten Banjarnegara.
