Network
KABAR PRIANGAN - Wakil Bupati Tasikmalaya, Cecep Nurul Yakin, menekankan kepada Bappeda dan Dinas Pekerjaan Umum untuk segera menangani ambruknya atap gedung lantai dua kantor Satpol PP dan Pemadam Kebakaran. Upaya ini agar oprasion dan pelayanan disatuan tersebut tidak terganggu berlalut-larut.
"Saya sudah minta ke Bappeda untuk segera ditangani. Apakah nanti ditangani oleh anggaran tanggap bencana atau harus direncanakan untuk pembangunan rehab," ujar Cecep, Kamis, 27 Mei 2021.
Akan tetapi, dikatakan Cecep, untuk tanggap bencana harus ada tengga waktu. Hal ini dinilainya sudah cukup lama jika dihitung setelah kerusakan pertama pada bulan Februari lalu. Sehingga tentu harus melalui pengusulan anggaran yang dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum.
Baca Juga: Atap Bangunan Barak Pemadam Kebakaran Kabupaten Tasikmalaya Ambruk
Namun demikian Cecep memastikan, jika pengerjaan rehab bangunan tidak mungkin dilakukan pada anggaran perubahan. Hal itu karena waktu yang mepet, sementara pekerjaan rehab bakal membutuhkan waktu yang lebih panjang. Oleh karenanya kemungkinan baru bisa diusulkan pada anggaran 2022.
Sementara itu, pada Kamis, 27 Mei 2021 kerusakan gedung Satpol PP dan Pemadam Kebakaran kian parah. Bila sebelumnya atap yang ambruk hanya di bagian Barat gedung, kini berambat ke bagian Timur. Hal itu diduga akibat bubungan atap (balok konsol) dan balok sofi yang saling berkaitan.
"Setelah kejadian kemarin lusa, lantas pada pukul 21.00 wib kerusakan bertambah. Kini atap bagungan bagian timur juga ikut ambruk, genting-genting berjatuhan dan menimpa ruangan lain," ujar Kasat Satpol PP dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Tasikmalaya, Iwan Ridwan, Kamis, 27 Mei 2021.
Baca Juga: Pemkab Tasikmalaya Minta Kepastian Hukum Soal Tambang Pasir Galunggung ke Pusat
Pada hari itu pun, aktivitas di kantor Satpol PP dan Pemadam Kebakaran dilakukan dengan memindahkan dokumen dan pelengkapan dalam gedung, agar tidak rusak atau terkena air hujan. Sebab selain kerusakan di bagian atap bangunan yang dipakai barak anggota Pemadam kebakaran, dua ruangan kerja bagian tata usaha ikut rusak tetimpa genting yang berjatuhan.
Kini hanya 60 persen saja gedung yang bisa dipergunakan. Sisanya sengaja dikosongkan dengan alasan faktor keamanan. Akan tetapi hal itu membuat suasana di kantor ini makin sumpek dan berhimpitan. Bahkan lorong pun kini disulap menjadi gudang tempat penyimpanan arsip.
