Selain itu, Daryono mengatakan bahwa ketinggian tsunami juga dapat bertambah jika pesisir Jakarta sudah mengalami penurunan permukaan (subsiden).
Dijelaskan oleh Daryono bahwa pemodelan tsunami memiliki ketidakpastian (uncertainty) yang sangat tinggi.
Baca Juga: Ramalan Zodiak 21 Agustus 2021: Cancer, Leo, Virgo. Habiskan Waktu dengan Pasangan Hari Ini
Hal ini disebabkan karena persamaan pemodelan sangat sensitif dengan data dan sumber pembangkit gempa yang digunakan.
"Beda data akan beda hasil, bahkan jika sumber digeser sedikit saja, maka hasil berbeda, maka selalu ada perbedaan hasil antar pembuat model tsunami," jelasnya.
Daryono menekankan bahwa kajian potensi bahaya dengan menggunakan skenario terburuk penting untuk rujukan mitigasi.
Baca Juga: Ini Alasan Polri Mengganti Warna Dasar Pelat Nomor Hitam Menjadi Putih
“Jadi kita ambil pahitnya agar kita lebih siap, meski kapan terjadinya tidak ada yang tahu, bahkan bisa jadi skenario terburuk tersebut belum tentu terjadi,” ucap Daryono.***