"Hal ini sangat berbeda apabila dibandingkan dengan periode bantuan sosial sebelumnya yang dalam bentuk uang, yang menstimulus minat konsumsi masyarakat untuk berbelanja," katanya.
Sehingga ujar dia, walaupun terjadi penurunan harga komoditas telur namun tetap tidak dapat meningkatkan minat belanja masyarakat, dampaknya permintaan pasokan kepada produsen berkurang baik yang berasal dari lokal maupun dari luar Tasikmalaya.
Penurunan kunjungan konsumen ke pasar tradisonal ini pun dirasakan oleh salah satu pedagang cabai. permintaan komoditas cabai tidak terjadi peningkatan meskipun harga cabai rawit domba yang sebelumnya tinggi sekarang turun drastis yang disebabkan melimpahnya pasokan.
Baca Juga: Kerap Merusak Hasil Pertanian, Kawanan Monyet di Gunung Golempang Diburu Pawang dari Baduy
Sedangkan untuk harga tomat masih tinggi dikarenakan masih terbatasnya pasokan dari produsen.
Disisi lain, perbaikan harga terjadi pada komoditas daging ayam ras yang sebelumnya rendah kini secara perlahan menunjukkan gairah permintaan. Termasuk ujar dia, di Pasar Cikurubuk, minat konsumsi daging ayam sudah mulai tumbuh yang mendorong harga ke angka HET Kemendag pada seminggu terakhir.
"Ini terjadi salahsatunya karena perbaikan status PPKM yang memberikan keleluasan masyarakat untuk melakukan acara terutama di Bulan Muharram sekarang ini seperti pernikahan, hajatan dan yang lainnya," ujar Tedi.
Hal yang sama disampaikan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tasikmalaya Darjana. Darjana mengatakan, permintaan masyarakat tumbuh di masa pandemi melalui akses penjualan online seperti instagram yang dikelola Toko Sukahati Cikurubuk.
Share permintaan masyarakat melalui online ini ujar Darjana mencapai 40 persen dari seluruh penjualan hariannya dan sangat membantu pengelola dalam mempertahankan penjualannya di masa pandemi.