Profil Penerima Anugerah Budaya Kota Tasikmalaya 2021, Hj. Momoh Patimah Maestro Sinden Tasikmalaya

- 21 November 2021, 19:23 WIB
Penerima Penghargaan Anugerah Budaya Kota Tasikmalaya 2021, Hj. Momoh Patimah
Penerima Penghargaan Anugerah Budaya Kota Tasikmalaya 2021, Hj. Momoh Patimah /kabar-priangan.com/Dok. DKKT

“Dari Sturada Ceu Momoh kemudian pindah ke Dinas Pariwisata Daerah (Diparda) Kabupaten Tasikmalaya ketika Kabupaten Tasikmalaya dipimpin oleh Bupati Adang Roosman, SH,” ucap Wiwi Carwilah, adik Momoh yang juga merupakan anak nomor tujuh dari Keluarga Odo Wahda.

Wiwi lebih memilih jadi nayaga dari pada jadi juru kawih atau penari. Dan Wiwi, mengaku menguasai hampir seluruh peralatan nayaga kecuali kacapi.

Baca Juga: Kupon Ditukar 2,5 Kg Beras dan 10 Butir Telur, Peserta Membludak Seribu Dosis Vaksin Habis

Momoh merupakan anak kedua dari sepuluh bersaudara buah pernikahan pasangan Odo Wahda dan Ema Kuyum, kedua pasangan tersebut kini sudah meninggal dunia. Momoh yang lahir di Tasikmalaya pada tanggal 5 Januari 1943 menikah dengan Undang.

Dari pernikahan tersebut ia memiliki seorang putri yakni Dr. Hj. Elis Suryani NS, dosen Universitas Padjadjaran, Bandung. “Ceu Momoh kini tinggal di Bandung bersama putrinya dan cucu-cucunya,” ucap Tati saat dihubungi melalui telpon.

Menurut Tati, keluarga Odo Wahda saat itu aktif di Lingkung Seni (LS) Daya Putra dan hampir semua anak-anaknya aktif di LS tersebut. Bahkan, Odo Wahda yang tak lain ayahnya sendiri, merupakan penata gending pada pentas Gending Karesmen Galunggung Ngadeg Tumenggung.

Baca Juga: Ranperda Kepariwisataan Segera Jadi Perda, Potensi Pariwisata Kabupaten Tasikmalaya Bakal Lebih Fokus Tergali

“Dari 10 bersaudara itu delapan orang terjun dalam bidang seni, khususnya seni Sunda,” tuturnya.

Salah satunya Maman SWP (Alm), pada masanya adalah seorang pemain kecapi yang sangat piawai. Maman bergabung bersama gurunya, Mang Koko Koswara, bahkan konon menjadi orang kepercayaan Mang Koko dalam urusan bermain kacapi.

Diungkapkan Tati, di rumahnya yang terletak di Jalan Empangsari yang merangkap sebagai markas Lingkung Seni Daya Putra, setiap harinya banyak orang yang berlatih. Selain berlatih ngawih atau nyinden, juga belajar tari, pencak silat, kacapi, degung dan lain-lainnya.

Halaman:

Editor: Arief Farihan Kamil


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x