Namun sineas kelahiran Garut, 52 tahun lalu itu mengaku bukan hal yang mudah untuk memproduksi film dengan latar alam Garut. Hal ini karena biaya produksi yang tentunya tak sedikit apalagi jika artis, kru, dan peralatan harus didatangkan langsung dari Jakarta.
Ia mencontohkan, jika untuk kru saja ada 50 orang yang didatangkan dari Jakarta, maka untuk biaya penginapan dan makan saja sudah bisa dibayangkan berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk waktu satu bulan saja.
Baca Juga: Viral Mobil Ambulans RSUD Kota Banjar Masuk Kolam Ikan, Berisi Tujuh Orang Termasuk Seorang Jenazah
Ini sangat berbeda jika pembutan film dilakukan di wilayah Jakarta dimana kru semuanya bisa pulang ke rumahnya masing-masing, sehingga tak ada biaya akomodasi yang harus dikeluarkan.
Dengan alasan itulah, tutur Aris, pihaknya lebih cenderung membuat FTV yang waktu pembuatannya jauh lebih pendek dibandingkan pembuatan film layar lebar atau sinetron. Selain itu, ia akan memanfaatkan para pemain serta kru yang semuanya merupakan warga Garut.*