KABAR PRIANGAN - Saluran irigasi Tando di Blok Muhara, Dusun Gardujaya, Desa Gardujaya, Kecamatan Panawangan, Kabupaten Ciamis, yang rusak sejak beberapa bulan lalu, hingga saat ini belum ada perhatian diperbaikan Pemerintah Kabupaten Ciamis.
Akibat rusak tersebut, kini pasokan air untuk mengairi puluhan hektare sawah serta ratusan kolam ikan milik warga yang berada di Dusun Gardujaya menjadi tergangu.
Pemerintah Desa Gardujaya sangat berharap kepada pihak Pemerintah Kabupaten Ciamis melalui dinas terkait dapat segera memperbaiki kembali saluran irigasi yang jebol tersebut.
Baca Juga: Banjir dan Longsor Terjang Tiga Desa di Cisewu Garut, Jembatan Gantung Sungai Cilaki Putus
Hendi, salah seorang perangkat Desa Gardujaya mengatakan, ambruknya saluran irigasi Tando sepanjang 100 meter lebar 50 meter itu, terjadi sejak bulan Juni lalu.
Bahkan, akibat saluran tersebut jebol, bukan saja menghambat pasokan air untuk mengairi puluhan hektare sawah dan kolam ikan, tetapi mengancam puluhan rumah yang berada di sekitar Dusun Cadas, Desa Gardujaya akan terbawa longsor.
Pihaknya pun sudah melaporkan kejadian tersebut pada pihak instansi terkait dengan harapan dapat secepatnya untuk dibangun kembali.
Baca Juga: Ekskavator Amfibi Bantu Bersihkan Sampah Waduk Jatigede Sumedang, Hasilnya Seperti Ini
“Sejak awal kejadian, kami sudah melaporkan kondisi saluran irigasi yang jebol tersebut pada pihak dinas terkait. Kami berharap paling tidak mendapatkan bantuan pipa paralon sesuai ukuran yang dibutuhkan," ujarnya.
"Sambil menunggu anggaran agar para petani tidak tergangu mengarap lahan sawahnya, tetapi, jangankan bantuan angaran, bantuan pipa paralon pun hingga saat ini belum ada," kata Hendi.
Lebih lanjut Hendi mengatakan, pihaknya bersama masyarakat telah melakukan berbagi upaya, agar aliran air dari saluran irigasi tersebut bisa kembali normal.
Baca Juga: Jadi Tuan Rumah MTQ Tingkat Jabar 2022, Sumedang Bakal Menerapkan Digitalisasi MTQ
Namun karena debit air cukup besar serta curah hujan yang tinggi saluran itu kembali jebol dan tertutup lagi oleh bongkahan tanah yang longsor dari tebing.
"Upaya yang masyarakat lakukan selalu berujung sia-sia karena masyarakat hanya mampu melakukan swadaya dengan cara menggunakan plastik, bukan dengan pipa parlon, sehingga saluran tersebut kembali tertimbun longsor," ujarnya.
Untuk menyikapai hal tersebut, Hendi berharap pihak pemerintah melalui dinas terkait dapat memperbaikinya atau memberikan bantuan paralon sesuai dengan ukuran, sehingga saluran irigasi Tando bisa kembali normal dan para petani juga bisa mengarap lahan sawahnya.*