"Paling jauh saya memasarkan ke Medan, banyak pesanan padud rokok. Harga tergantung tingkat kerumitannya. Kalau saya biasanya membuat beda dari yang lain, seperti tas batok saya jual Rp 200 ribu-Rp 300 ribu, Asbak dari Rp 20 ribu-Rp 50 ribu," ujarnya.
Untuk bahan sendiri, dikatakan Dadan, tidak sulit didapat untuk di daerah Cikoneng. Pasalnya batok yang tidak terpakai atau dianggap sampah oleh masyarakat karena hama tupai lumayan banyak untuk diambil menjadi karyanya.
Baca Juga: Kesal Saluran Bendungan Padawaras Tak Kunjung Diperbaiki, Warga Terpaksa Swadaya Sewa Alat Berat
"Bantuan pemerintah hingga sekarang belum ada, diharapkan mah ada, ya untuk memajukan kaum disabilitas meski dalam bentuk pelatihan," ujarnya.*