Network
KABAR PRIANGAN - Diduga dipicu oleh percikan api dari korleting listrik tungku oven atau alat pengering bahan baku triplek, sebuah pabrik pengolahan kayu di Kalangari RT/RW 05/01 Desa Budiharja, Kecamatan Sindangkasih, Kabupaten Ciamis, terbakar, pada Rabu 16 Maret 2022 malam, sekitar pukul 19.15 WIB.
Beruntung 4 (empat) pekerja yang tengah bekerja malam berhasil menyelamatkan diri sehingga lolos dari maut. Namun kebakaran menyebabkan sebagian besar isi pabrik ludes dilalap si jago merah.
Dalam video amatir warga, tampak api membumbung tinggi dari pabrik tripleks tersebut. Kejadian ini juga membuat warga sekitar pabrik panik. Sebab, walaupun jauh dari permukiman warga, mereka khawatir api menyentuh kabel listrik sehingga kebakaran dapat meluas.
Baca Juga: Bacaan Doa Malam Nisfu Syaban Lengkap dengan Arab, Latin dan Terjemahannya
Material kayu albasia sebagai bahan baku tripleks yang mudah terbakar membuat api cepat membesar. Bahan baku 30 kubik kayu albasia hangus terbakar hanya dalam hitungan kurang dari satu jam. Api diduga berasal dari tungku pembakaran yang masih beroperasi, beruntung tungku tidak meledak hingga empat pekerja yang masuk malam lolos dari maut.
Awal kebakaran diketahui, terlihat kepulan asap putih. Saat dicek, ternyata pabrik sudah terbakar."Kebakaran terjadi sekitar pukul 07.00 WIB malam. Saat kejadian, pekerja sedang ngoven (mengeringkan) kayu albasia, bahan baku tripleks," ungkap penanggung jawab pabrik tripleks, Herman.
Komandan Regu (Danru) Pemadam Kebakaran (Damkar) Ciamis Yedi Setiadi mengatakan, proses pemadaman api melibatkan empat unit kendaraan pemadam, dua unit dari Ciamis dan satu dari Tasikmalaya.
Baca Juga: Beasiswa S1 dan S2 untuk Santri Berprestasi Sudah Dibuka, Cek Syaratnya Disini!
"Dugaan sementara, api penyebab kebakaran ini berasal dari korsleting listrik tungku pembakaran. Kesulitan dalam memadakamkan kebakaran, api sudah menyebar sehingga anggota disebar agar api bisa dikendalikan dari semua penjuru. Api sudah berhasil dipadamkan dan sekarang sedang dilakukan pendinginan," terang Yedi Setiadi
