“Sok aya nu narabeuh gamelan, sapertos nabeuh wayang (Suka ada yang membunyikan gamelan, seperti sedang ada pertunjukan wayang),” katanya.
Namun menurutnya, cerita tentang Kali Cimenyan yang angker dan berbau mistik ini sudah lama berlalu.
Baca Juga: Sri Lanka Bangkrut, Dubes RI: WNI di Sri Lanka Sepakat Evakuasi Bukan Pilihan
Saat ini, cerita-cerita tentang orang-orang yang mengalami kejadian aneh di daerah itu sudah lama tak terdengar.
“Ayeuna ngaralihna ka Sumedang, ayeunamah tos panas didieu teh (Sekarang pindahnya ke Sumedang. Sekarang di sini sudah panas),” tulisnya.
Maksud dari kalimat tersebut menurut dia, para penghuni gaib di daerah tersebut sudah pindah ke Sumedang, karena di daerah tersebut dianggap sudah panas oleh para penghuni gaibnya.
Namun warga lainnya, Ustadz Arief Nuryakin, warga Rajapolah mengaku baru mendengar jika daerah tersebut disebutkan angker.
Ustadz Arief sendiri kerap melewati lokasi kecelakaan bus maut tersebut. Menurutnya, lokasi tersebut biasa-biasa saja dan dirinya tak pernah mendengar kabar tentang cerita-cerita mistik tentang daerah tersebut.
“Ya, mungkin kalau warga setempat yang sedang kebetulan, mungkin saja mendengar suara-suara aneh. Tapi kalau saya melintas di daerah itu, belum pernah mendengar atau mengalami hal-hal aneh di tempat itu,” kata Ustadz Arief.***