Puluhan Anggota HPDKI Ontrog Gedung DPRD Pertanyakan Perda Pelestarian Domba Garut

- 26 Juli 2022, 21:19 WIB
Puluhan peternak dan pecinta domba Garut yang tergabung dalam HPDKI Garut, Selasa, 26 Juli 2022 beramai-ramai mendatangi gedung DPRD Garut.
Puluhan peternak dan pecinta domba Garut yang tergabung dalam HPDKI Garut, Selasa, 26 Juli 2022 beramai-ramai mendatangi gedung DPRD Garut. /kabar-priangan.com/Aep Hendy./

Jika Pemkab Garut tak segera mengeluarkan payung hukum yang jelas, maka suatau saat domba garut bisa benar-benar hilang karena pelestarian dan pengembangan yang kurang. 

Menurut Riki, jika sampai Ketua DPRD Garut bersikukuh pada pendiriannya untuk menjegal Perda tersebut dengan alasan tidak ada anggaran, maka para peternak dan pecinta domba Garut siap melakukan penggalangan dana. Sebisa mungkin, peternak dan pecinta domba garut akan mengumpulkan uang Rp300 juta yang katanya diperlukan untuk pembuatan Perda.   

Sementara itu, Ketua DPRD Kabupaten Garut, Euis Ida Wartiah, dengan tegas membantah jika dirinya berniat menjegal pembentukan Perda Pelestarian dan Pengembangan Domba Garut.

Baca Juga: Wabup Garut Ungkap Kerugian Akibat Bencana Banjir dan Longsor Capai Belasan Miliar, Ini Rinciannya

Ia malah menilai narasi dalam video seorang anggota yang ngamuk dan viral di medsos terkesan direkayasa atau dibuat-buat. 

"Saya sama sekali tidak ada niat untuk menjegal Perda itu. Buktinya, Perda itu telah kita ajukan untuk dibuat naskah akademiknya oleh pihak STH Garut," komentar Ida.

Ia pun menjelaskan kronologis saat ada seorang anggota dewan yang mengamuk dan videonya viral di medsos. Menurutnya, saat itu dirinya sedang berbincang dengan sejumlah orang yang juga sedang berada di ruangan tersebut. Tiba-tiba, anggota dewan bernama Juju Hartati marah-marah sendiri.

Baca Juga: Bupati Resmikan WC Cantik dan WC Ganteng di SMPN 1 Garut

"Saat itu kita kan tengah ngobrol seusai rapat banggar. Entah kenapa tiba-tiba Bu Juju marah-marah sendiri," ucap Euis.

Apa yang terjadi di ruangan saat itu diakui Euis tidak seperti berita yang beredar. Narasinya tak sesuai dengan yang terjadi saat itu dan ia menilai hal itu sangat memalukan. 

Halaman:

Editor: Nanang Sutisna


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah