Teknologi Fertigasi, Kreasi Dosen IPB Kelahiran Tasikmalaya Sukses Ditanam di Halaman Rumah dan Atap Madrasah

- 18 September 2022, 23:06 WIB
Dosen IPB Prof. Budi Indra Setiawan dan warga Burujul Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya melakukan panen melalui eknologi fertigasi otomatis nirdaya.
Dosen IPB Prof. Budi Indra Setiawan dan warga Burujul Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya melakukan panen melalui eknologi fertigasi otomatis nirdaya. /Kabar-Priangan.com/Irman S

KABAR PRIANGAN - Teknologi fertigasi otomatis nirdaya menjadi inovasi baru teknologi di bidang pertanian yang bisa menjadi solusi dalam mengembangkan usaha pertanian di lahan terbatas, termasuk kawasan perkotaan seperti di Kota Tasikmalaya.

Malah pemanfaatan teknologi yang dirancang dosen dari Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof. Budi Indra Setiawan dan Dr. Riani Muharomah itu sudah berhasil diterapkan di tempat kelahiran Budi di Kota Tasikmalaya.

Lokasinya di halaman rumah Bidan Ny. Suyatmi dan atap Madrasah Al-Mansyur, Jalan Burujul II Kelurahan Nagarasari Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya.

Baca Juga: Meski Belum Selesai, Area Semipedestrian Jalan HZ Mustofa Kota Tasikmalaya Mulai Diserbu Warga untuk Swafoto

Dalam rentang 45 hari, jenis tanaman kacang panjang dan kangkung berhasil dibudidayakan dengan hasil yang baik. "Alhamdulillah tumbuh subur dan kini bisa buat karedok dari kebun sendiri. Saya juga tertarik untuk menanam jenis sayuran lain dengan teknologi ini,"

kata Indra, warga Burujul yang mencoba teknik itu saat dikunjungi Saepuloh, S.Pt, Analis ketahananan pangan ahli muda pada Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Tasikmalaya Sabtu 17 September 2022.

Selain Indra, guru mengaji di Madrasah Al-Mansyur sekaligus Ketua RW 03 Kelurahan Nagarasari Ustaz Deni Ramdani yang turut mencoba teknologi itu, tergerak untuk memanfaatkan atap madrasah itu untuk dipenuhi beragam jenis sayuran untuk memenuhi pasokan gizi keluarganya.

Baca Juga: Pegiat Lingkungan Hidup Temukan 1 Hektar Lahan di Pegunungan Cakrabuana Dibabat. Diduga untuk Kebun Kopi

Sejumlah warga yang diundang pun terinspirasi untuk mencoba teknologi itu. Melihat hasil serta antusiasme warga di tanah kelahirannya membuat Budi senang. Buah karyanya dan Riani Muharomah yang tengah diproses hak patennya itu pun diharapkan memberi kontribusi dalam upaya mengembangkan usaha pertanian di kota resik.

"Saya berharap setiap atap rumah, gedung, lahan tak terurus di sekitar perkantoran bisa dimanfaatkan untuk mengembalikan imej Kota Tasikmalaya yang resik," kata Budi.

Kegiatan itu sendiri terealisasi dalam rangkaian Program Dosen Mengabdi Pulang Kampung yang diluncurkan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB. Sebelum kegiatan diseminasi dilakukan pemasangan teknologi dan penanaman benih yang sudah dilaksanakan sejak 30 Agustus 2022.

Baca Juga: Daryono BMKG Tentang Gempa Merusak di Taiwan dengan Magnitudo 6,9: Dipicu Sesar Aktif Chihshang

Teknologi fertigasi otomatis nirdaya sendiri merupakan teknologi irigasi yang mampu memenuhi kebutuhan air dan nutrisi tanaman secara otomatis tanpa menggunakan tenaga listrik. Teknologi fertigator ini mengairi tanaman melalui bawah permukaan yang dikendalikan dengan mekanisme evapotranspirasi.

Ide teknologi ini dilatarbelakangi oleh pemikiran bahwa penggunaan air irigasi yang efisien sangat penting untuk menghadapi tren penurunan sumber daya air yang tidak menentu.

Menurut Budi, memastikan pasokan air yang sesuai dengan evapotranspirasi tanaman (ETc) sambil mengoptimalkan kelembaban tanah merupakan sebuah tantangan. "Nah dengan sistem fertigator dirancang menggunakan suatu teknologi irigasi yang dapat mensuplai air secara langsung untuk memenuhi ETc tanpa menggunakan listrik," ujarnya.

Baca Juga: Jadwal Sholat dan Imsak di Kota Bandung dan Sekitarnya, Senin 19 September 2022

Teknologi ini terdiri dari rangkaian pot khusus yang masing-masing disambungkan baik secara serial dan paralel serta mendapatkan suplai air/nutrisi dari tangki penyuplai yang dijaga level airnya menggunakan klep air tipe pelampung (water bulb-valve).

"Setelah teknologi terpasang, tidak perlu lagi dilakukan pemberian air dan pemupukan secara manual kecuali menjaga tanaman agar tidak terserang hama dan penyakit tanaman," kata Budi.

Riani menjelaskan teknologi fertigasi nirdaya (fertigator) mampu memenuhi kebutuhan air dan nutrisi tanaman secara otomatis tanpa menggunakan tenaga listrik. Ukuran potnya tergantung pada jenis tanaman sayuran atau buah-buahan yang akan dibudidayakan.

Baca Juga: Persib Bandung Peringkat 8 Klasemen Sementara BRI Liga 1 2022 2023, Laga Selanjutnya Lawan Persija Jakarta

Tetapi, pada fase awal ini, ukuran pot akan disesuaikan untuk budidaya sayuran. Aliran air dari sumber air ke setiap tanaman sepenuhnya digerakkan oleh isapan akar tanaman dalam proses evapotranspirasi aktual. 

"Ini sebuah inovasi teknologi yang bisa dan cocok untuk karakter perkotaan. Nanti kita akan coba tindaklanjuti," kata Saepuloh, S.Pt, Analis Ketahananan Pangan Ahli Muda pada DKP3 Kota Tasikmalaya.*



*

Editor: Arief Farihan Kamil


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x