Network
KABAR PRIANGAN - Pemerintahan Desa (Pemdes) Margaluyu, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang menyambut baik dengan adanya wacana Satker Tol Cisumdawu yang akan memperlebar akses jalan menuju Tempat Pengelolaan Sampah (TPS) Reuse, Reduce, dan Recycle (3R) di Dusun Karanganyar RT 03, RW 04, Desa Margaluyu
Kades Margaluyu, H. Mamad Rosada mengatakan, pihaknya telah mengajukan, kepada Satker Tol Cisumdawu agar ada pelebaran jalan kendaraan pengangkut sampah, karena selama ini kendaran mobil tidak bisa masuk kelokasi TPS.
"Kami mengajukan panjang jalan 160 meter dan lebar 2 meter agar ada pengerasan. Alhamdulillah sudah direspon oleh Satker Tol melalui PPK Fisik. Targetnya di bulan Oktober ini harus sudah beres, mungkin sehabis selesai di pengerjaan pengerasan jalan menuju SDN Cijolang," katanya.
Baca Juga: Praja IPDN Bantu Optimalisasi Transformasi Digital di Pedesaan Sumedang
Mamad mengaku, adanya pembangunan Tol Cisumdawu yang melintasinya wilayahnya, membuat sejumlah lahan dilakukan pembebasan termasuk jalan menuju TPS yang dibangun ditanah carik desa.
"Dulu ada jalan menuju TPS tetapi karena terkena tol sehingga dilakukan pergantian, melalui pengajuan dari kami (desa) agar diperlebar minimal bisa masuk truk. Karena menyangkut kepentingan umum, bahkan dari yang diajukan lebar jalan 2 meter, dari pihak tol akan menambah menjadi 3 meter," katanya.
Menurutnya, keberadaan TPS 3R sangat bermanfaat bagi masyarakat Margaluyu, sebagai upaya menjaga lingkungan dan mengantisipasi terjadinya pencemaran lingkungan yang ditumbulkan dari sampah itu sendiri.
Baca Juga: Alat Kupas Kolang-kaling Karya Warga Sumedang Raih Juara Favorit Lomba Inovasi TTG Nasional
"Dengan dikelola oleh Bumdes, warga tidak lagi kebingungan membuang sampah, karena setiap hari dilakukan pengambilan oleh petugas kerumah masing-masing," ujarnya.
Kata dia, setiap harinya sampah yang masuk ke TPS3R mencapai 5 kuintal. Sampah-sampah itu selanjutnya dipilah, dipilih, residu, sampah yang berbahaya seperti bahan kaca, diangkut dan dibuang ke Cibereum Cimalaka, sementara sampah yang tidak berbahaya dikelola menjadi pupuk.***
