“Tasikmalaya kan daerah santri dan terkenal sebagai daerah seribu pesantren. Jadi sangat masuk akal jika menginginkan bupati yang berlatar belakang ulama,” kata dia.
Dengan daerah yang didominasi oleh umat muslim yang kuat dalam memegang teguh nilai-nilai keislaman, kata Teten, maka ada dorogan kuat bagi umat muslim di Tasikmalaya untuk mengembalikan kekuasaan Islam di Tasikmalaya.
Apalagi kata Teten, KH. Atam Rustam adalah salah satu keturunan dari KH Zaenal Mustofa, sosok pahlawan dan sosok kiayi yang menjadi barometer perjuangan Islam di Tasikmalaya, bahkan nasional.
“Di tubuh KH Atam Rustam ini mengalir darah KH Zaenal Mustofa. Jadi wajar jika masyarakat Kabupaten Tasikmalaya mengharapkan beliau menjadi pemimpin di Tasikmalaya ini,” katanya.
Di sisi lain, kata Teten Sudirman, selama kepemimpinan di Kabupaten Tasikmalaya saat ini, tak ada gerakan-gerakan pembangunan yang dirasakan oleh masyarakat Tasikmalaya.
“Yang paling mudah dilihat secara kasat mata, coba kita lihat pembangunan jalan. Apakah masyarakat merasakan?” katanya.
Faktanya saat ini, justru infrastruktur di Kabupaten Tasikmalaya benar-benar terbengkalai. “Lihat saja, sekolah-sekolah banyak yang ambruk. Jalan juga banyak yang rusak dan tak diperbaiki,” katanya.
Termasuk yang paling kasat mata, kata Teten, yaitu dalam hal penataan Alun-alun Singaparna yang menjadi wajah Ibu Kota.