Ambu Berhasil Hipnotis Warga Lebak Agung Garut

- 12 Desember 2022, 19:50 WIB
Masyarakat Desa Lebak Agung, Kecamatan Karangpawitan, Garut, antusias menyaksikan film "Ambu" yang juga mengangkat budaya lokal suku Baduy.
Masyarakat Desa Lebak Agung, Kecamatan Karangpawitan, Garut, antusias menyaksikan film "Ambu" yang juga mengangkat budaya lokal suku Baduy. /kabar-priangan.com/Aep Hendy/

KABAR PRIANGAN - Hembusan angin malam yang cukup menusuk kulit tak mampu membuat warga Desa Lebak Agung, Kecamatan Karangpawitan, Garut beranjak dari tempatnya. 

"Ambu" mampu membuat mereka mengesampingkan rasa dingin dan kantuk sehingga lapangan Parkir Makam Godog malam itu tetap dipenuhi warga. 

"Ambu" merupakan judul sebuah film dengan latar belakang kampung adat Baduy karya sutradara ternama, Farid Dermawan. Artis yang membintangi film ini pun sudah tak perlu diragukan lagi ketenaran serta kemampuannya dalam berakting, seperti Widyawati, Laudya Cynthia Bella, Baim Wong, serta Lutesha Shadewa. 

Baca Juga: Berprestasi di Tingkat Nasional Siswa di Garut Mendapatkan Penghargaan

Keindahan alam pedesaan yang begitu asri ditambah bahasa masyarakat Baduy yang terkesan kasar akan tetapi lucu, membuat penonton semakin terkesan dan betah. 

Apalagi terdapat beberapa adegan yang sangat mengharukan dalam film yang membuat tak sedikit penonton yang sampai menitikan air mata ini. 

Akting aktris senior Widyawati yang memerankan peran Ambu Misnah sebagai ibu dari Fatma yang diperankan Laudya Cynthya Bella, begitu memukau para penonton. Konflik demi konflik yang terjadi antara Ambu Misnah dan Fatma menunjukan begitu kuatnya karakter sang Ambu demi melindungi anaknya. 

Baca Juga: Warga Tangkap Biawak Beringas yang Masuk Perumahan di Garut dengan Tangan Kosong

Konflik antara Ambu Misnah dan sang anak, Fatma bermula dari perkenalan Fatma dengan seorang pemuda asal Jakarta, Nico (Baim Wong). 

Fatma yang sudah terpikat oleh Nico, nekat meninggalkan Ambu Misnah serta kampung halamannya demi membangun rumah tangga dengan Nico padahal Nico mempunyai karakter yang kurang baik. 

Fatma pun pada akhirnya dikarunia seorang anak yang diberinama Nona (Lutesha Shadewa). Kian lama, karakter Nico yang tidak baik pun kian kentara sehingga rumah tangga mereka sering dilanda pertengkaran yang menyebabkan Fatma mutuskan pulang ke kampung halamannya. 

Baca Juga: SSB Pamong Praja Garut Wakili Indonesia di Even Sepak Bola U-10 Dunia di Bali

Dari sinilah konflik antara Ambu Misnah dan Fatma kembali sering terjadi. Bahkan kini konflik di keluarga tersebut bertambah rumit akibat sikap Nona yang juga sering memicu konflik baik dengan Ambu Misnah maupun dengan Fatma. 

"Ceritanya benar-benar sangat mengharukan. Di sisi lain kita juga sangat terkesan dengan akting artis-artis kenamaan serta keindahan alam suku Baduy sehingga kita benar-benar terhibur," komentar Yanti (35), salah seorang warga. 

Ibu dari satu orang anak ini mengaku senang dengan adanya tontonan gratis berupa pemutaran film nasional. Ia berharap, kegiatan seperti ini bisa dilakukan secara rutin sebagai sarana hiburan untuk masyarakat pedesaan seperti di daerahnya. 

Baca Juga: Bupati Ingatkan Perlunya Mitigasi Bencana di Garut, Ada Sesar Garsela

Kepala Pokja Perizinan Pengendalian dan Advokasi Direktorat Perfilman Musik dan Media Kemendikbudristek RI, Nuzul Kristanto, mengaku senang karena kegiatan yang diselenggarakannya ini bisa memberikan hiburan menyenangkan bagi warga. 

Pihaknya saat ini memang tengah gencar mensosialisasikan film-film nasional sebagai upaya lebih meningkatkan minat masyarakat terhadap ferfilman nasional yang kini kian pesat.

"Patut disyukuri jika saat ini apresiasi masyarakat Indonesia terhadap film dalam negeri tsemakin meningkat. Di sisi lain, perkembangan film Indonesia untuk saat ini pun lebih maju pesat dibanding sebelumnya," ujar Nuzul yang ditemui seusai acara pemutaran film di Lapang Parkir Wisata Jiarah Makan Godog, Desa Lebak Agung, Kecamatan Karangpawitan. 

Baca Juga: Dandim 0611 Garut Gelar Lomba Inovasi Kompor Kreatif Babinsa

Kian pesatnya perkembangan perfilman nasional menurut Nuzul bisa dilihat dari kian banyaknya film nasional yang diproduksi. Hal ini diimbangi pula dengan kian banyaknya penonton yang datang ke bioskop untuk menonton film nasional.

Nuzul pun berharap ke depannya akan semakin banyak para sineas Indonesia yang membuat film-film dalam negeri, dengan menyisipkan nilai-nilai budaya dalam setiap karyanya. Bekerjasama denga. Komisi X DPR RI, pihaknya akan terus mendorong kemajuan film nasional agar bisa menjadi raja di tanah air. 

"Terutama film-film nasional yang mengangkat budaya lokal yang akan kita prioritaskan. Karena kita juga ingin melestarikan budaya lokal melalui film yang memang banyak diminati penonton," katanya.***

 

Editor: Nanang Sutisna


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x