Padahal, kata Faizal, nama Maroko di wilayah Kabupaten Cianjur dan Bandung juga ada. "Tetapi kenapa yang di Garut yang terkenal. Plusnya, Desa Maroko jadi terkenal dengan segala kelebihan dan kekurangannya, selanjutnya diharapkan Desa Maroko bisa maju meningkat perekonomian dan lainnya," ucapnya.
Faizal mengaku sore itu dirinya akan menemui Bupati Garut, Rudy Gunawan, tetapi tidak ada hubunganya dengan viralnya Desa Maroko. "Jadi begini, Desa Maroko hanya sekitar lima kilometer dari ibu kota kecamatan Cibalong. Kondisi jalannya bagus, tidak ada yang istimewa. Namun setiap Timnas Maroko bertanding masyarakat melakukan nonton bareng," ujarnya.
Baca Juga: KPK Lakukan OTT di Surabaya Jawa Timur, Diduga Wakil Ketua DPRD Jatim Ikut Diamankan
Menurut Faizal, di Desa Maroko akses apa saja lancar termasuk sarana jalan dan lainnya. "Mungkin hanya sinyal (ponsel) yang sering ada gangguan, itu dimaklum karena berada jauh dari perkotaan. Saya juga merasa kesulitan menghubungi kades Maroko," ujarnya.
"Mudah mudahan saja setelah nama Desa Maroko viral, kondisi segalanya bisa berubah baik," tutur Faizal menambahkan.
Diberitakan kabar-priangan.com/Harian Umum Kabar Priangan sebelumnya, pada tahun 2015 Desa Maroko memiliki penduduk sekitar 4.157 orang dengan 1.209 Kepala Keluarga (KK). Desa Maroko ditempati etnis Sunda. Dari profil yang ada mata pencaharian penduduk Maroko berasal dari pertanian dan perkebunan. Banyak juga tanaman pisang dan penghasil kayu.
Setelah Timnas Maroko menyingkirkan Spanyol pada babak 16 besar Piala Dunia 2022 dengan adu penalti 3-0 (0-0), nama Desa Maroko di wilayah selatan Kabupaten Garut itu mendadak viral di media sosial.
Adapun negara Maroko adalah negara Afrika Utara yang terletak di ujung barat laut Afrika. Memang tidak ada hubunganya nama Desa Maroko dengan negara Maroko. Bahkan kondisi masyarakat dan negara ya pun jauh berbeda seperti "tanah dan langit".
Namun begitulah yang terjadi ditengah masyarakat. Bahkan belakangan ini, viral angkutan umum jenis Elf jurusan Garut-Maroko viral di medsos.*