KABAR PRIANGAN - Kebijakan Perum Bulog untuk menjalin kerja sama dengan ritel modern Hypermart milik Matahari Putra Prima (MPPA) Grup Lippo disesalkan banyak pihak, termasuk di Tasikmalaya.
Langkah yang dilakukan untuk memperluas jangkauan distribusi cadangan beras pemerintah (CBP) dalam program operasi pasar atau stabilisasi pasokan dan harga pangan itu sangat menyakitkan bagi para pedagang tradisional di Tasikmalaya.
"Karena dengan konsep itu, para pengusaha dengan modal besar yang akan senang. Sementara para pedagang tradisional akan semakin terpuruk," kata Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Kota Tasikmalaya H Nandang Suryana di Sekretariat APPSI Jalan Babakan Pala, Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya, Jumat 10 Februari 2023.
Baca Juga: 49 Tim Paskibra dan Pramuka se-Jabar Berkumpul di Tasikmalaya, Lomba Perkasa 2023 Berlangsung Meriah
Apalagi saat ini, lanjut Nandang, minat masyarakat untuk belanja ke pasar tradisional sudah mulai berkurang. Dengan distribusi beras subsidi dialirkan melalui toko modern, maka celah pedagang tradisional untuk merasakan kembali musim marema sulit terjadi.
Lain halnya jika distribusi subsidi ke pasar tradisional, ada potensi situasi pasar kembali ramai. Sebab ketika masyarakat membeli beras dalam program itu, ujar dia, ada potensi sekalian belanja kebutuhan lainnya.
"Jadi program subsidi beras bisa memancing mayarakat belanja ke pasar trdradisional atau warung masyarakat," ujarnya saat ditemui Ketua RW 01 Cibeuti Kecamatan Kawalu Irwan Pidi dan salah seorang Pengurus KTNA Kota Tasikmalaya Opik.