Hal itu, lanjut Basuki, bertolak belakang dengan survey secara nasional yang kebanyakan menempatkan Ganjar unggul atas dua calon pesaingnya tersebut. "Apakah ini merepresentasikan keinginan masyarakat, saya kira belum tentu. Karena Pilpres masih panjang dan narasi yang mengemuka yang dilakukan boleh jadi kurang seimbang. Nah saya akan coba cairkan agar ada gambaran lebih seimbang yang jadi pertimbangan untuk memilih nanti," kata dia.
Diskusi tersebut menghadirkan Pemerhati Politik Dr. Erlan Suwarlan, Ketua KNPI Kabupaten Tasikmalaya Haryadi "Boim" Ahmad Satari dan Politisi PDIP H Demi Hamzah Rahardian.
Basuki juga mengajak pendukung capres lain bisa sering diskusi guna membahas kontestasi dan pilihan terbaik untuk mayarakat Jabar dan khusunya Priatim.
Karena bagaimana pun, lanjutnya, masyarakat Priatim merupakan bagian dari NKRI yang harus diperhatikan dan diperjuangkan nasibnya.
"Perlu juga narasi semacam warga Priatim jangan selalu ikut ke calon yang kalah dalam Pilpres. Dengan intens berdiskusi dan adu gagasan, diharapkan ada spirit yang menjadikan kontestasi ini jadi sumber perseteruan, pertikaian atau malah konflik berkepanjangan bisa dikikis," tuturnya.
Hal senada dikatakan Anggota Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Tasikmalaya Abas Nugraha yang mengapresiasi kegiatan diskusi itu sebagai pembelajaran politik. Bagi dia, rangkaian diskusi seperti itu cukup efektif dalam mendorong masyarakat agar melek politik.
"Dengan begini ada kanal bagi masyarakat untuk mengenal sosok capres yang ada. Justru semakin banyak digelar, justru semakin baik karena distimulasi dari kurang tahu jadi tahu," kata Abas.***