Dimulai dari Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Kota Tasikmalaya ini, lanjut Yusuf, pihaknya telah melalukan tindakan dan berhasil melakukan operasi bedah jantung terhadap dua pasien jantung bawaan, dengan gangguan jantung berupa ada lubang di antara serambi jantung.
Adapun tindakan yang telah dilakukan tadi yaitu terhadap penderita kelainan di rongga jantung. Sehingga jantung harus berhenti berfungsi terlebih dahulu dan kita ambil alih fungsi jantung dengan mesin. "Jadi walaupun kami hentikan jantungnya tapi sirkulasi darah jalan terus pasien terap hidup," ucapnya.
Setelah selesai diperbaiki, jantung dibiarkan berdenyut kembali dan mengambil alih mesin sampai jantungnya kembali berfungsi. "Ini yang menarik, karena alatnya pun sangat mahal tidak semua tempat punya alatnya dan tidak semua dokter bisa," ujar Yusuf.
"Sehingga operasi perlu tim yang kuat, dimana satu kali operasi ada delapan staf terdiri dari dua dokter bedah, dua dokter anestesi, dua perfusi yang menjalankan mesin jantung dan dua perawat jaga. Tim juga harus kompak dan kuat, percaya satu sama lain," katanya menambahkan.
Di tempat yang sama, Direktur Utama Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Tasikmalaya dr. Idrus Dilawar mengatakan, pihaknya sangat bersyukur pelaksanaan operasi bedah jantung terhadap dua pasien anak gangguan jantung yang dilaksanakan di Rumah Sakit Jantung Tasikmalaya berjalan dengan lancar.
"Ini merupakan sejarah dimana untuk pertama kalinya pelaksanaan operasi bedah jantung bisa dilaksanakan di Tasikmalaya. Alhamdulillah pelaksanaan operasinya pun berjalan sesuai apa yang kita harapkan," ujar Idrus.