Mengenal Tradisi Nyepuh di Desa Ciomas Panjalu Ciamis yang Digelar Menjelang Ramadhan

- 10 Maret 2023, 15:33 WIB
Suasana berdoa di makam Panghulu Gusti, salah satu rangkaian Nyepuh di desa Ciomas jelang Ramadhan.
Suasana berdoa di makam Panghulu Gusti, salah satu rangkaian Nyepuh di desa Ciomas jelang Ramadhan. /kabar-priangan.com/Dok.pribadi Ridwan Hasyimi/

Baca Juga: 5 Tempat Wisata Kuliner di Ciamis Terbaru yang Lagi Hits dan Wajib Dikunjungi saat Bukber Ramadhan!

Dahulu, bahan makanan yang hendak disantap tersebut dibawa ke area makam sehari sebelumnya untuk didoakan.

Kayu bakar untuk memasak pun diambil dari area tersebut dengan ketentuan khusus, yakni hanya kayu yang telah jatuh dari pohon yang boleh diambil (kayu lempung).

Dalam bahasa Sunda, kayu semacam ini disebut pangpung sehingga kegiatannya disebut mulung pangpung yang bermakna memungut kayu lempung. Selain itu, air yang digunakan untuk memasak juga harus berasal dari mata air keramat yang ada di hutan tersebut.

Kayu bakar yang telah terkumpul kemudian diperiksa oleh sesepuh untuk memastikan semuanya sesuai dengan ketentuan.

Baca Juga: Resep Simple Puding Lembut Cuma 3 Bahan, Cocok untuk Menu Buka Puasa

Bahan makanan yang akan dimasak juga “diverifikasi” dulu kehalalannya dan dipastikan warga yang memberikan ikhlas lahir-batin. Kegiatan ini biasa disebut nalékan, bermakna menanyakan.

Para juru masak juga harus sesuai ketentuan, yakni perempuan yang sudah menopause berjumlah 17 orang. Angka ini merupakan simbol dari jumlah rakaat sholat dalam sehari semalam.

Saat memasak, para juru masak dilarang bicara dan melakukan aktivitas yang tidak ada hubungannya dengan memasak.

Untuk memeriahkan acara, warga laki-laki akan menghias desa dengan dengan umbul-umbul dan obor.

Halaman:

Editor: Dede Nurhidayat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x