Ditambahkannya, sebenarnya yayasan sudah tidak bergelut dengan urusan keseharian DKM Al-Ikhlas. Hanya saja tanah dan bangunan di atasnya semula merupakan wakaf dari yayasan. Untuk pengelolaan keseharian maka diserahkan kepada DKM. Termasuk ketika hendak melakukan rehab masjid pun, yayasan sama sekali tidak dilibatkan.
Tetapi secara sepintas ia menjelaskan, awalnya masyarakat yang diinisiasi ketua DKM merencanakan untuk melakukan rehab terhadap atap bangunan mesjid. Sumbangan warga secara swadaya pun dibuka hingga akhirnya terkumpul uang sekitar Rp 170 juta.
Namun secara mendadak agenda merenovasi atap masjid berubah, manakala datang usulan dari seorang warga, De, yang mengaku kenal dekat dengan seorang Hamba Allah yang siap membangun masjid secara keseluruhan. Saat itu ada dua opsi yakni bantuan senilai Rp 700 juta tetapi pembangunan dilakukan swadaya warga. Atau nilai bantuan Rp 1,7 miliar dan warga terima bersih bangunan masjid tanpa repot ini dan itu.
Baca Juga: SMAN 8 Garut Terdampak Pembangunan Tol Getaci, Guru dan Orang Tua Siswa Resah
Meski sempat terjadi pro dan kontra, akhirnya disepakati warga menerima bantuan Rp 1,7 miliar. Rencara ini pun disambut sukacita, hingga akhirnya warga secara bergotong-royong melakukan pemugaran bangunan mesjid. "Sayangnya hingga waktu yang dijanjikan, katanya minggu depan, bulan depan, tapi hingga saat ini bantuan tidak kunjung ada," kata Aj. Koswara.
Kekesalan warga pun kemudian memuncak, hingga akhirnya Senin 13 Maret 2023 mereka melakukan pertemuan dengan menghadirkan pihak-pihak yang berkaitan dengan rencana rehab masjid tersebut. Diantaranya De selaku pengusung bantuan, ketua DKM Al-Ikhlas, dan tokoh masyarakat.