Warga Rajadesa Ciamis Dilarang Memelihara Burung Merak dan Kasintu, Ini Sejarahnya yang Kini Masih Berlaku

- 21 Mei 2023, 19:14 WIB
Makam Keramat Adipati Wira Desa yang berada di Desa Sirnajaya Kecamatan Rajadesa Kabupaten Ciamis.*/kabar-priangan.com/istimewa
Makam Keramat Adipati Wira Desa yang berada di Desa Sirnajaya Kecamatan Rajadesa Kabupaten Ciamis.*/kabar-priangan.com/istimewa /

Baca Juga: Kolektor Koran dari Subang Raih Penghargaan PWI Jabar, Kin Sanubary: Semoga Media Cetak dan Daring Bersinergi

Namun demikian Dipati Rahong merasa iri terhadap Dipati Wiramantri dan muncul niat untuk merebut kekuasaan Dipati Wiramantri di Rajadesa. Maka terjadilah suatu peristiwa berdarah. "Dua keturunan dari Kyai Wira Desa yaitu Dipati Rahong berseteru dengan Dipati Wiramantri untuk memperebutkan kerajaan Rajadesa. Setelah Dipati Wiramantri dinobatkan menjadi Raja di Kerajaan Rajadesa, kedudukannya mulai digoyang oleh Dipati Rahong," kata Abdul, Minggu 21Mei 2023.

Abdul menuturkan, singkat cerita terjadilah prahara perang saudara di Kerajaan Rajadesa. Di satu sisi Dipati Rahong ingin merebut tahta kerajaan di sisi lain Dipati Wiramantri mempertahankan kedudukannya sebagai Raja di Kerajaan Rajadesa karena merupakan wangsit yang harus dijalankan dari ayahandanya Kyai Wira Desa.

"Dalam peperangan pertama itu pasukan Dipati Wiramantri mengalami kekalahan dari pasukan Dipati Rahong, sehingga Adipati Wiramantri pun melarikan diri memasuki hutan belantara menghindari kejaran dari Pasukan Dipati Rahong," ucapnya.

Baca Juga: 5 Tempat Wisata di Tasikmalaya yang Lagi Hits 2023 dan Terbaru, Cocok untuk Liburan Keluarga

Selanjutny Abdul menyebutkan, saat pasukan Dipati Wiramantri melarikan diri dan memasuki kawasan hutan, mereka bersembunyi di bawah pohon pohon besar untuk menghindari kejaran pasukan Dipati Rahong. 

"Ajaibnya saat pasukan Dipati Rahong akan memasuki hutan tempat Dipati Wiramantri dan para prajuritnya bersembunyi, burung-burung Merak dan Kasintu mendadak bersuara bersahutan sehingga pasukan Dipati Rahong tidak memasuki hutan itu karena dikiranya pasukan Dipati Wiramantri tidak ada disana,  kalau ada orang gak mungkin merak dan kasintu bersuara," ucapnya. 

Karena burung Merak dan Kasintu merupakan penyelamat bagi Dipati Wiramantri dan prajuritnya, maka sejak itulah anak keturunan Dipati Wiramantri secara turun-temurun tidak boleh memburu, membunuh atau memelihara burung Merak dan Kasintu. Hal tersebut dilakukan merupakan penghargaan atas jasa burung terhadap penyelamatan jiwa Adipati Wiramantri dan prajuritnya.

Halaman:

Editor: Arief Farihan Kamil


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah