KABAR PRIANGAN - Marsini, siswi Kelas V SDN 2 Kertamukti, Desa Kertamukti, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, menjadi salah seorang dari enam orang wakil Jawa Barat yang lolos ke ajang Olimpiade Sains Nasional (OSN) Bidang Matematika Tingkat Nasional
2023. Hal yang kian menarik dan membuat salut, sosok anak berusia 10 tahun tersebut bukanlah dari kalangan keluarga berada, namun muncul dari segala keterbatasan fasilitas di pelosok desa.
Marsini ditakdirkan lahir dari keluarga tak mampu. Ayahnya, Darjo (60), sehari-hari sebagai penderes kelapa, profesi berisiko tinggi dengan penghasilan tak seberapa. Anak bungsu dari tujuh bersaudara tersebut tak memegang hape kecuali melihat hape kakaknya, tak mengenal laptop, sepeda kayuh tak punya karena kondisi wilayahnya pun terjal.
Untuk menuju sekolah, Marsini sehari-hari berjalan kaki sejauh 3 km melewati hutan jati. Medan yang berat membuat ia terpaksa tak bersekolah bila hujan turun, apalagi harus melewati sungai yang saat hujan airnya deras. Karenanya, selain fasilitas yang serbakekurangan, ia pun boro-boro
kenal dengan namanya bimbingan belajar (bimbel) di lembaga bimbel atau les privat oleh guru pribadi layaknya di perkotaan. Di keluarganya pun tak ada yang membimbingnya belajar matematika secara serius dan tak ada faktor keturunan seperti yang disampaikan ibunya, Talem (52).
Kemudian menjadi pertanyaan besar, dengan segala keterbatasan tersebut, mengapa Marsini bisa lolos ke ajang OSN tingkat nasional? Bidang matematika pula, materi pelajaran yang bagi sebagian besar siswa sering dianggap menyeramkan dan membuat pusing kepala.
Pertanyaan tersebut terjawab seketika karena ternyata di balik keberhasilan Marsini sukses di bidang matematika, ada sosok yang jago matematika dan telah membuktikan kesuksesannya di berbagai lomba. Bahkan sosok tersebut pernah juga meraih medali emas olimpiade nasional bidang matematika.