Ini Dia Sosok di Balik Siswi SD di Pangandaran Marsini Lolos ke OSN Tingkat Nasional, 'Bukan Kaleng-kaleng'!

- 15 Agustus 2023, 19:59 WIB
Kepala SDN 2 Kertamukti, Desa Kertamukti, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Pangandaran, Ujang Yuli Hidayat, berfoto bersama Marsini (kedua dari kanan) dan siswa SDN Kertamukti lainnya yang mengikuti OSN Tingkat Jawa Barat 2023, beberapa waktu lalu.*/kabar-priangan.com/Dok. Ujang Yuli Hidayat
Kepala SDN 2 Kertamukti, Desa Kertamukti, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Pangandaran, Ujang Yuli Hidayat, berfoto bersama Marsini (kedua dari kanan) dan siswa SDN Kertamukti lainnya yang mengikuti OSN Tingkat Jawa Barat 2023, beberapa waktu lalu.*/kabar-priangan.com/Dok. Ujang Yuli Hidayat /

 

KABAR PRIANGAN - Marsini, siswi Kelas V SDN 2 Kertamukti, Desa Kertamukti, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, menjadi salah seorang dari enam orang wakil Jawa Barat yang lolos ke ajang Olimpiade Sains Nasional (OSN) Bidang Matematika Tingkat Nasional
2023. Hal yang kian menarik dan membuat salut, sosok anak berusia 10 tahun tersebut bukanlah dari kalangan keluarga berada, namun muncul dari segala keterbatasan fasilitas di pelosok desa.

Marsini ditakdirkan lahir dari keluarga tak mampu. Ayahnya, Darjo (60), sehari-hari sebagai penderes kelapa, profesi berisiko tinggi dengan penghasilan tak seberapa. Anak bungsu dari tujuh bersaudara tersebut tak memegang hape kecuali melihat hape kakaknya, tak mengenal laptop, sepeda kayuh tak punya karena kondisi wilayahnya pun terjal.

Untuk menuju sekolah, Marsini sehari-hari berjalan kaki sejauh 3 km melewati hutan jati. Medan yang berat membuat ia terpaksa tak bersekolah bila hujan turun, apalagi harus melewati sungai yang saat hujan airnya deras. Karenanya, selain fasilitas yang serbakekurangan, ia pun boro-boro
kenal dengan namanya bimbingan belajar (bimbel) di lembaga bimbel atau les privat oleh guru pribadi layaknya di perkotaan. Di keluarganya pun tak ada yang membimbingnya belajar matematika secara serius dan tak ada faktor keturunan seperti yang disampaikan ibunya, Talem (52).

Baca Juga: Terbukti! Fasilitas dan Faktor Ekonomi Bukan Segalanya, Marsini Siswi SD di Pangandaran Lolos ke OSN Nasional

Kemudian menjadi pertanyaan besar, dengan segala keterbatasan tersebut, mengapa Marsini bisa lolos ke ajang OSN tingkat nasional? Bidang matematika pula, materi pelajaran yang bagi sebagian besar siswa sering dianggap menyeramkan dan membuat pusing kepala.

Pertanyaan tersebut terjawab seketika karena ternyata di balik keberhasilan Marsini sukses di bidang matematika, ada sosok yang jago matematika dan telah membuktikan kesuksesannya di berbagai lomba. Bahkan sosok tersebut pernah juga meraih medali emas olimpiade nasional bidang matematika. 

Sosok itu adalah Ujang Yuli Hidayat, SPd. Ia kepala sekolah di tempat Marsini menuntut ilmu, SDN 2 Kertamukti. Ujang bukan sosok "kaleng-kaleng" di bidang OSN Matematika. Sejumlah penghargaan level nasional telah ia raih. Misalnya medali emas Olimpiade Numerasi Nasional 2021, emas Olimpiade Literasi Matematika 2021, serta perak Advanced Science Olympiade 2021.

Baca Juga: Kisah Marsini Siswi SD di Pangandaran Lolos OSN Nasional, Jalan Kaki ke Sekolah 3 Km, Ayahnya Penderes Kelapa

Karena prestasinya itulah pria berusia 37 tahun tersebut diganjar penghargaan Guru Terbaik Kabupaten Pangandaran 2021. Ujang sendiri berasal dari Kabupaten Tasikmalaya yang lolos mengikuti CPNS di Pangandaran tahun 2015. Sebelumnya, lulusan PGSD UPI Kampus Tasikmalaya itu menempuh pendidikan di SMPN 2 Sodonghilir dan melanjutkan ke SMAN 5 Tasikmalaya.

Mendidik dengan Hati 

Bagi Ujang, ketika ada pengumumuman Marsini lolos ke OSN Tingkat Nasional 2023, dirinya tak terlalu kaget. Soalnya tahun 2022 juga ada siswa sekolahnya yang lolos ke OSN provinsi. Namun kekagetan lebih kepada persiapan Marsini yang hanya beberapa bulan menjelang lomba, tepatnya enam bulan. "Marsini itu target utamanya lolos OSN nasional tahun depan, tapi sekarang sudah bisa lolos ya kami sangat bersyukur, Alhamdulillah," kata Ujang kepada kabar-priangan.com /Harian Umum Kabar Priangan.

Ditanya bagaimana kiat mendidik Marsini dan siswa lainnya hingga sukses di sejumlah lomba, Ujang menyebutkan kunci mendidik adalah dari hati. Ia mengakui kadang bersikap
agak keras dalam mendidik, tapi hal itu membuat ada kedekatan dengan anak didiknya.

Baca Juga: Di Balik Keberhasilan Marsini ke OSN Tingkat Nasional, Ada Ayah yang Bertaruh Nyawa di Ujung Pohon Kelapa 

Ketika kepada Marsini disampaikan ajang OSN Tingkat Nasional 2023 di Bogor secara luring --sebelum ada perubahan informasi perlombaan akan dilakukan daring-- Marsini menangis. "Meskipun kepada dia saya sering agak keras mendidik terutama dalam hal-hal tertentu yang perlu tegas, ia malah nangis dan mengatakan ke Bogor-nya ingin sama saya," ujar Ujang saat dihubungi Senin 14 Agustus 2023 malam.

Ujang menyebutkan kadang dirinya tegas kepada Marsini, soalnya waktu perlombaan OSN Tingkat Nasional 2023 sangat mepet karena digelar pada 27 Agustus mendatang. "Sehingga betul-betul dikejar waktu," ucapnya.

Bersaing dengan Provinsi Lain

Berbekal latihan intens yang basic-nya sudah ada, lanjut Ujang, mudah-mudahan dengan dibiasakan terus belajar dan latihan, Insya Allah bisa berprestasi di tingkat nasional. Meskipun ia menyadari persaingan akan sangat berat. Di tingkat Jabar saja persaingan amat ketat, belum lagi
dari provinsi-provinsi lain.

Baca Juga: 5 Pakaian Adat Simpel Cocok Dikenakan Saat Upacara HUT RI 17 Agustus Nanti, dari Aceh Hingga Papua

"Beratnya itu terutama karena faktor fasilitas. Dari enam sekolah wakil Jabar misalnya, lima sekolah lagi yaitu dua sekolah Kristen dan tiga IT (Islam Terpadu). Tentu mereka basic belajarnya bukan sekadar di kelas, pasti orang-orang yang mempersiapkan lewat bimbel dan fasilitas belajarnya bagus. Jadi perlu waktu bagi Marsini untuk berbicara di tingkat nasional," ujarnya.

Adapun pada ajang OSN Tingkat Nasional 2023 jumlah pesertanya dari seluruh Indonesia. Peserta tidak setiap provinsi satu orang, namun tergantung prestasi peserta di tingkat provinsi masing-masing. Setiap provinsi mempunyai tim penilai provinsi, dan peserta yang nilainya tinggi diambil maksimal enam peserta.

Marsini (10) bersama ibunya, Talem (52), di rumahnya, Sabtu 12 Agustus 2023.*/kabar-priangan.com/Kiki Masduki
Marsini (10) bersama ibunya, Talem (52), di rumahnya, Sabtu 12 Agustus 2023.*/kabar-priangan.com/Kiki Masduki

Total jumlah peserta 114 siswa, sebanyak 113 siswa nasional dan seorang dari luar negeri yaitu WNI yang sekolah di luar Indonesia. "Ada beberapa provinsi yang peserta lolos ke OSN Tingkat Nasional 2023 satu orang, berarti peserta lainnya nilainya di provinsi tersebut untuk ukuran nasional kecil," ucapnya.

Baca Juga: Resmi dari Kemendikbud, Ini Susunan Acara Upacara HUT RI ke-78 pada 17 Agustus, Lengkap Pedoman Pelaksanannya

Bercermin dari Pengalaman Pribadi 

Namun Ujang selalu mewanti-wanti kepada Marsini dan keluarganya untuk tetap optimistis. Ia sering menyampaikan pengalaman dirinya pribadi yang juga dari keluarga tak mampu tapi bisa di titik seperti sekarang. "Saya selalu sampaikan kepada Marsini dan semua anak yang mengikuti lomba, agar pengalaman saya menjadi penyemangat. Saya juga sampai di titik ini warga tak ada yang tahu, ketika duduk di bangku SMA pun sudah belajar hidup sendiri," ujar ayah satu orang anak itu.

Ia pun selalu menegaskan kepada Marsini bahwa tak ada yang tak mungkin di dunia ini jika kita selalu berusaha dan ada kemauan. "Tak ada yang tak mungkin. Sekarang saja dari sekolah di kampung dengan fasilitas terbatas kan lolos ke nasional luar biasa, tak disangka kan, hal yang
sebelumnya nyaris dianggap mustahil," kata Ujang.***

 

Editor: Arief Farihan Kamil


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah